18 - Bad Thing

3.9K 260 10
                                    

Pria berwajah Eropa yang kini sedang mengendarai kendaraannya dengan kecepatan normal, sesekali melirik ke arah belakang kemudi melewati kaca kecil yang menggantung di dekat pengemudi dengan wajah yang datar, matanya mendapati Alice tengah menatap luar kaca mobil.

Alice memang tidak menyadarinya namun wanita yang berada disamping pengemudi itu yang sejak tadi mencuri pandang, memperhatikan setiap gerak-gerik Adam yang terus memperhatikan Alice. Bibirnya tersenyum sendu. Hatinya benar-benar teriris. Perasaannya sangat pilu. Saat ini Elena hanya membutuhkan ketenangan, mencoba tidak peduli dengan ruang lingkup didalam mobil.

Terlihat dari kejauhan sebuah mobil sport Aston Martin bewarna abu-abu metalik bertengger menghalangi jalan saat mobil Adam ingin melaju ke arah Penthouse mewah milik Elena. Dengan cepat Adam menginjak pedal rem, mulutnya mengumpati hal itu. Ia mengeratkan genggamannya pada stir lalu pandangannya tidak putus dari dua pria bertubuh besar yang baru saja keluar dari mobil sport yang menghalanginya. Adam tersenyum bringas, matanya menatap sinis seolah memperlihatkan kilatan tajam. Memberi arti tersendiri baginya. Tatapan kebencian itu terus tersirat, rasa ingin membunuh pun sudah bergejolak, dan seringaian yang dimiliki pria tampan berwajah Eropa itu begitu nyata nan menyeramkan. Adam tahu siapa mereka. Tentunya ia tahu maksud mereka menghalangi jalannya.

Baiklah malam ini Adam akan bermain-main sedikit dengan lawannya, lagi pula Adam sangat merindukan dirinya yang dulu.

Dirinya yang selalu memberantas lawannya dengan keji tanpa berperasaan dan ampun.

Dirinya yang selalu menikmati suara rintihan dan rauangan dari korbannya.

Dirinya yang tidak mengenal belas kasih manapun.

"Tampaknya sedikit ada masalah. Kalian tunggu saja disini, jangan ada yang keluar dari dalam mobilku!" kedua wanita itu menuruti saja perkataannya.

Dengan langkah cepat Adam keluar dari dalam mobilnya. Mereka tersenyum pongah saat Adam memberanikan diri untuk turun dari dalam mobilnya dan bertatap muka dengan mereka. Para pria bertubuh besar itu sudah berbaris menyamping didepan mobil sportnya.

Mereka, para pria yang bertubuh besar dengan pakaian yang terlihat menyeramkan adalah koneksi sekaligus utusan Victor yang sudah lama mengincar Adam. Saat ini mereka hanya menjalankan tugasnya sesuai apa yang diperintahkan tuannya, Victor untuk menghabisi Adam secara tidak wajar. Obsesi Victor ingin membunuh Adam begitu menggebu, sehingga semua cara ia benarkan untuk membunuh Adam secara brutal.

"Wow.. rupanya pria payah ini memiliki nyali besar untuk berhadapan dengan kita." pria berkepala plontos itu terkekeh pelan dan tangannya dilipatkan di dada. Secara terang-terangan pria itu merendahkan kemampuan Adam. Entah pria botak ini bodoh atau kelewat pintar?, hingga dirinya tidak bisa melihat jelas kemampuan Adam yang handal dan cekatan dalam menghabisi lawannya.

Banyak orang berkata; Jangan pernah membangunkan harimau yang sedang tertidur didalam kandang, karena itu sama saja mengantarkan nyawamu padanya. Mungkin pribahasa itu yang pantas untuk kedua pria ini yang telah meremehkan Adam.

Adam kembali tersenyum remeh, kepalanya mengangguk samar. "Kau benar, pria payah ini sangat berani untuk berhadapan dengan kalian."

"Pria sepertimu tidak akan bisa mengalahkan kita! Bukan begitu, Bung?" pria berkepala plontos itu menyikut lengan temannya lalu tertawa puas.

"Aku memberimu satu kesempatan untuk tidak menantangku. Sekarang cepat singkirkan mobil kalian dan katakan pada tuan sialanmu itu. Jangan pernah mencampuri urusanku!" perkataan Adam yang terkesan tegas dan mengancam tadi sama sekali tidak mereka gubris. Bahkan mereka kembali memancing amarahnya.

"Halah, tidak usah membual! Kau itu hanya kotoran sampah yang menyusahkan kita selama ini. Sudah baik kita ingin membantu menjemputmu menemui ajal!" jawab pria berwajah Asia itu, yang salah satu utusan Victor.

Groom Of The DarknessWhere stories live. Discover now