13 - Decision

4.8K 207 8
                                    

Esok adalah hari kedua bagi Matt dan Caroline menginap di mansion Marvel. Karena mereka sudah berjanji hanya dua hari menumpang di sana, maka esok mereka memutuskan untuk kembali ke Negara asalnya, Jerman. Sebelumnya mereka begitu menikmati momen setiap liburan di kota LA, sampai-sampai setiap harinya pergi tanpa mengajak Adam dan Alice.

Caroline dan Matt adalah sepasang kekasih yang memiliki sifat yang sama. Lihatlah, hubungan mereka tidak terkait dengan komitmen saling mencintai melainkan hanya dilandasi dengan hasrat masing-masing. Terutama Matt yang begitu terobsesi pada tubuh dan kecantikan wanita itu.

Caroline bukanlah wanita klub malam atau bayaran. Profesinya sebagai model dengan bayaran tertinggi sudah cukup membuatnya kaya harta dan terkenal.

Berawal dari Matt yang mulai mengejar-ngejarnya dan mengungkapkan rasa terlebih dulu, dengan bujuk rayunya yang begitu manis. Lalu terjadilah muncul sedikit pundi-pundi rasa suka terhadap pria itu, pada akhirnya Caroline luluh dan mau menerimanya. Ingat, hanya sebatas SUKA bukan CINTA.

Ia bahkan menyerahkan seluruh fisiknya dengan sukarela pada Matt saat pria itu memintanya. Tentu saja Matt pun menerimanya dengan senyum merekah dan senang hati.

Lupakan masalah Matt yang ingin menjadikan Alice mangsanya tempo lalu. Kini dirinya ingin bersenang-senang dulu dengan Caroline. Entah bagaimana kedepannya kisah sang Lady Killer. Akankah tetap menjalin hubungannya dengan wanita berparas elok nan elegan ini, yang tak lain adalah kekasihnya, Caroline. Atau akan berpindah ke lain hati, ah bukan lebih tepatnya mencari terget baru?

"Oh ayolah jangan seperti ini, Matt, aku ingin mandi. Cepat singkirkan lenganmu!" Caroline merengek dan berusaha melepaskan pelukan Matt sedari tadi. Posisinya yang masih berada di atas ranjang dan berbalut selimut membuat Matt nyaman memeluknya dari belakang.

Matt menggeleng pelan, terus saja lengannya melingkar diperut rata Caroline. Dan mengecup singkat leher Caroline. "Tidak. Aku tidak akan melepaskan mu, aku sudah nyaman seperti ini."

Caroline menghadap kebelakang, matanya menatap Matt dengan lekat dan membuang nafas pelan. "Kau ini seperti anak kecil saja! Cepat lepaskan aku."

"Aku bukan anak-anak lagi, baby." jawab Matt, tubuhnya masih bergelayut dibelakang Caroline.

"Ya sudah, kalau begitu lepaskan pelukanmu."

Matt tersenyum tipis, matanya berkedip menggoda. "Beri aku morning kiss, setelah ini akan ku lepaskan."

Caroline jengah. Tak lama ia mengecup sekitaran wajah Matt, ia menuruti saja kemauannya agar cepat.

Matt tersenyum pongah, ia mengendurkan pelukannya. Lalu, pandangan Matt terus saja mengikuti arah Caroline yang beranjak dari ranjang dan memasuki kamar kecil untuk membersihkan diri.

*

Mobil sport bewarna merah metalik melaju begitu cepat menuju sebuah mansion klasik, saat malam hari datang. Pemilik mobil yang tak lain dan tak bukan adalah Adam Hulbert, tak pernah merasa takut melaju dengan kecepatan di atas rata-rata ketika mengendarai ditengah kota yang begitu padat setiap harinya.

Mobil mewahnya sudah terparkir rapih di pelataran mansion. Sang empunya turun dan berjalan memasuki mansion dengan sisa tenaganya. Hari ini membuatnya sangat lelah, berjam-jam sudah ia menemani Elena berbelanja di sebuah pusat kota yang besar dan ramai dipenuhi banyak orang.

Sungguh itu aktivitas yang menjengkelkan.

Begitu Adam ingin menaiki tangga, tak sengaja matanya melihat Alice diruang santai yang tengah menonton televisi dengan fokus. Tanpa menghiraukannya Adam tetap berjalan menuju kamarnya.

Groom Of The DarknessWhere stories live. Discover now