Gimana rasanya sahabatan bertiga?
semuanya indah
tapi....
bukankan harus ada perasaan yang berkorban?
dan itu gue.
.
.
.
"Gak usah marah, lo cuma sahabat gue" - Hwang Hyunjin
"Lo gak boleh jatuh cinta sama gue, karena gue tau gimana rasanya mencinta...
Sebelumnya aku saranin buat muter lagu di mulmed ya Lagunya Taeyang eyes nose lips Arti dari lagunya menurut aku pas banget sama chapter ini Tapi kalo gamau gapapa kok
Happy reading❤
. . .
Hyunjin Pov
Gue membuka mata gue setelah ngerasa terganggu sama cahaya matahari yg masuk lewat jendela kamar gue yg sedikit terbuka.
Gue meregangkan tubuh gue dan menatap nakas samping tempat tidur gue yg menunjukkan sebuah figura, foto Chani yg ada di pelukan gue. Foto itu di ambil kala keluarga gue dan Chani yg merayakan atas keterimanya gue dan Chani di SMA yg sama. Saat itu kita memutuskan buat pergi ke pantai karena Chani yg memintanya dan papa Chani yg notabenenya sayang anak langsung ngeiyain tanpa nanyak sama yg lain mau kemana.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Setelah sejenak menatap foto Chani yg memeluk gue dan gue yg mengangkat sedikit tubuhnya, gue terkekeh mengingat Chani yg mendumel kesal setelah fotonya selesai di ambil karena gue yg mengeluh dan terus-menerus mengucapkan kalau Chani berat dan menyuruhnya untuk diet biar gue gak pegel lagi kalau harus menggendong Chani.
Dan jangan lupakan papa Chani yg melotot ke arah gue dan memarahi gue karena gue sudah berani memeluk anak gadisnya seperti tadi, mereka gak tau kalau dari sana gue mulai berani melakukan skinship lebih jauh sama Chani. Mungkin kalau papa Chani tau, gue bukan cuma mendapat pelototan dan amarahnya, tetapi kepala gue sudah menggantung di depan pintu pagar rumah Chani.
Menggelengkan kepala gue pelan dan tersenyum, gue melangkahkan kaki gue ke balkon kamar gue cuma buat sekedar melihat suasana kamar Chani, biasanya minggu pagi seperti ini Chani masih tidur di kasurnya. Seperti mayat dan selalu menggerutu kesal karena gue ganggu tidurnya dengan memeluknya erat sampai dia merasa sesak dan akhirnya terbangun dengan mulut yg komat-kamit menyumpahi gue.
Gue terkekeh mengingat Chani yg selalu mengumpat kala gue membangunkannya dengan cara yg tidak biasa di minggu paginya.
Mata gue menelisik ke dalam kamar Chani, tapi gue gak nemuin Chani disana.
"Gak mungkin dia bangun sepagi ini kan?" Tanya gue entah ke siapa.
Tapi dengan cepat mata gue yg tadinya masih menyipit karena baru bangun tidur seketika terbuka dengan lebar setelah sadar ada yg aneh dari kamar Chani.
Gue melompat pagar balkon pemisah kamar Chani sama gue, gue mencoba membuka pintu balkonnya tapi terkunci. Gue mendekatkan muka gue ke jendela kamarnya ternyata bener kamar Chani kosong.
