[ Thirteen : Pasukan Semut Tangguh ]

501 52 0
                                    


Warning ⚠ : Umpatan kasar everywhere. Rak usah gumun ^_^

Kabar soal Elka yang jadi dalang penyebab meninggalnya Nabila langsung tersebar ke penjuru sekolah pada saat itu juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kabar soal Elka yang jadi dalang penyebab meninggalnya Nabila langsung tersebar ke penjuru sekolah pada saat itu juga. Walaupun Elka sudah menjelaskan ke Bu Rana tentang kebenarannya namun bisak-bisik teman seangkatan maupun kakak kelas masih saja terdengar dari segala sisi.

Elka sudah tak kaget lagi. Ini bukan kejadian yang pertama baginya. Sudah berkali-kali sekali Elka diperlakukan sedemikian rupa. Namun karena pada kasus ini melibatkan nyawa seseorang, Elka yang biasanya cuek-cuek saja kini sedikit terganggu akan komentar orang-orang tentang dirinya.

"Nggak usah dipikirin, Ka. Manusia itu emang julit, hobinya nyari-nyari kesalahan orang doang. Ngerasa dirinya paling suci lantas lupa kalo dirinya sendiri juga manusia yang banyak salahnya." Nirmala berbisik ke Elka yang dari tadi bengong kerjaannya. Padahal masih di kantin, siomay Elka saja masih utuh tak tersentuh.

"Dimakan elah, Ka. Bengong mulu ntar kesambet. Nggak ding, setan mana mau nyurupin setan," kata Zidan yang langsung ditabok sama Nirmala. Emang ya yang namanya Zidan Tri Aryasa itu mulutnya nggak bisa di rem.

"Ahimsa Kareldika."
Bulu kuduk Karel langsung meremang. Pasalnya ini kali pertamanya seorang Aelka Senja Rinjani memanggil dirinya dengan nama yang persis kek di akta kelahiran.

"Opo?"

"Mau siomay gue nggak? Belum gue sentuh sama sekali masih tingting."

Karel yang lagi fokus sama layar ponselnya langsung nolehin kepala ke arah Elka terus tersenyum lebar. "Karena gue lagi baik hati sama nyonya besar yang lagi pundung. Gue bersedia untuk memakannya," katanya sambil geserin piring siomay ke arahnya.

"Kalo nggak mau makan, es susu cokelatnya diabisin, Ka. Biar nggak lemes kayak slime yang kurang nutrisi," ucap Zidan sambil menyedot es marimas anggurnya. "Soalnya kalau elo pingsan disini, nggak ada orang yang mau gendong lo. Paling-paling diglindingin dari sini sampe uks. Percaya sama gue."

"Ya gue mau panggil Dikta dong. Pasti dia mau gendong gue."
Seluruh orang yang ada di meja ini langsung memutar bola matanya.

"Mana bisa orang pingsan request mau dibopong sama siapa, lhur-lhur," komentar Reza yang dari tadi diem fokus sama pisang gorengnya.

Elka memanyunkan bibirnya lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin. Masih sama seperti pertama kali dirinya dan teman-temannya masuk ke area kantin, saling bisik-bisik ngomongin Elka.

Elka kembali menenggak es susu cokelatnya. Ia dikagetkan dengan sebuah benda yang tiba-tiba nemplok di rambutnya. Mata Elka membulat ketika ia mengetahui benda apa yang berada di rambutnya saat ini.

"Eh maaf dek, nggak sengaja!"
jerit seorang perempuan yang langsung menjadi pusat perhatian seluruh pasang mata di kantin.

"Siapa aja tolong ambilin telur ceplok yang ada di rambut gue. Tolong," pinta Elka dengan suara lemahnya. Jantung Elka seperti berhenti berdetak. Nafasnya mendadak sesak dan pandangan Elka mulai buram. Namun Elka tetap duduk tegap di kursi kantin tanpa bergerak sedikitpun.

SKETCHWhere stories live. Discover now