[ Twentythree : Angry D!kta ]

418 36 0
                                    

Zidan tertawa dengan kerasnya ketika mendengar jawaban dari Elka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Zidan tertawa dengan kerasnya ketika mendengar jawaban dari Elka. "Hahaha. Aduh aduh! Perut gue sakit banget liat ekspresi lo!"

"Nggak lucu tau!" Setidaknya Elka sudah bisa bernafas lega ketika tahu Zidan hanya mengerjainya.

"Tadi ada Nirmala di depan pintu. Gue cuma mau manas-manasin dia doang," ucap Zidan santai.

Rasa-rasanya Elka sudah berhasrat untuk menggetok kepala Zidan menggunakan sepatunya. "Awas aja kalo habis ini Nirmala jadi jauhin gue. Lo orang pertama yang bakal gue cemplungin ke lubang buaya. Gue serius nggak main-main."

"Nirmala biar jadi urusan gue. Tenang aja."

Elka kembali menidurkan kepalanya di meja. Akhir-akhir ini ia mengalami kesulitan tidur. Dirinya hanya mampu tidur dua sampai tiga jam permalamnya. Tidak pernah lebih dari itu. Apalagi setelah insiden di rumah Ara kemarin. Rasa-rasanya rasa ngantuk Elka mendadak sirna jika terus memikirkan kejadian itu.

Iya.

Elka sempat bertengkar hebat dengan calon tunangan Ara yang ternyata adalah sahabat Elka sendiri; Angga. Pertengkaran sore itu adalah pertengkaran terhebat antara Elka dan Angga. Dulu semasa sekolah dasar Elka dan Angga memang kerap bertengkar namun keesokan harinya mereka pasti langsung berbaikan. Namun kali ini baik dirinya maupun Angga tidak ada tanda-tanda keduanya untuk berbaikan. Masalahnya mungkin kecil namun dampaknya besar.

Drrrt....

Angga : Pulang sekolah gw tunggu di basecamp.

Elka hanya membaca tanpa ada niat untuk membalas. Perempuan itu menghembuskan nafasnya pelan lalu melanjutkan acara melamunnya.

 Perempuan itu menghembuskan nafasnya pelan lalu melanjutkan acara melamunnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Elka memarkirkan motornya di depan warung bercat abu-abu. Sudah lama rasanya Elka tidak menginjakkan kakinya di warung yang selalu dipenuhi oleh kepulan asap rokok.

"Eh Elka?!"

"Eh Panji?!"

Panji tertawa renyah mendengar sahutan dari perempuan yang sore ini lebih memilih mencepol rambutnya. "Dilan rindu Milea nih. Akhirnya setelah sekian purnama kita bertemu juga."

SKETCHWhere stories live. Discover now