[ Twentyone : Jealous ]

456 40 0
                                    

Tok! Tok! Tok!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Tok! Tok! Tok!

"Mbak Rintik!" teriak Elka dari depan pintu. "Mbak Rintik!"

Tok! Tok! Tok!

Elka berdecak sebal ketika panggilannya tidak direspon sama sekali oleh kakak perempuannya.

"MBAK RINTIKKKK!"

"Ada apa, Dek?" Rintik membuka pintu kamarnya dengan nyawa yang belum terkumpul penuh.

"Minta concealer dong?!"

"Buat ap—ASTAGA AELKA MATA KAMU KENAPA?" Rintik auto histeris ketika melihat mata Elka yang super sembap.

"Lagi pengen nangis aja."

Rintik menggandeng adeknya untuk masuk ke kamarnya. "Duduk!"

Elka duduk di pinggiran kasur seperti yang diperintah oleh kakaknya. Rintik dengan telatennya mengaplikasikan concealer pada wajah Elka. "Kantung matanya masih bisa disamarin tapi kalo sembapnya susah dek. Masih kentara banget kan?"

Elka mengangguk. "Nggak apa-apalah Mbak. Yang penting udah nggak semengenaskan tadi. Elka berangkat dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Hati-hati, nggak usah ngebut-ngebut."

Setibanya di parkiran, Elka buru-buru mengganti helm dengan topi hitam andalannya. Dirinya enggan menampakan wajah monsternya ke seluruh warga sekolah.

Gaswat nih! Bisa-bisa dijadiin bahan gibahan sama lambe-lambean kalau pada liat mata gue. Elka berjalan sambil menundukan kepalanya, bukan Elka banget --yang sering mendongak pongah sambil bersiul-siul ria.

Elka berjalan cepat menuju bangkunya. Gadis itu langsung menidurkan kepalanya di atas meja sambil mengingat-ingat kepingan peristiwa yang ia alami hari kemarin.

"Aelka duit kas minggu ini mana, Neng?!"

Sani mengernyitkan dahinya melihat manusia sejenis Elka sudah bermalas-malasan di bangkunya. Soalnya kalau hari-hari biasanya, jam segini Elka ini lagi sibuk godain Damar atau Jati. "Aelka!"

"Aelka Senja Rinjani binti Bapak Alendra!!"

Merasa ada yang memanggil namanya. Gadis itu mengangkat kepalanya malas lalu menatap pemilik suara cempreng yang sedang berdiri sambil memegang buku kas dan dompet kelas. "Ada apa San?"

"Duit ka-- LO HABIS NGAPAIN YA ALLAH AELKA!" Sani langsung menggebrakkan dompet dan buku kas di meja Elka. Perempuan berambut bob itu langsung menangkupkan tangannya ke wajah Elka dan meneliti setiap inchinya. "Lo habis nangis? Kenapa, Ka? Ada yang nyakitin lo? Coba bilang siapa orangnya biar gue labrak langsung sekarang!!"

Elka geleng-geleng sambil senyum tipis. "Jangan keras-keras, Sani. Ini udah ditutupin concealer sama Mbak Rintik padahal. Tapi masih kentara banget ya?"

SKETCHWhere stories live. Discover now