[ Fourteen : Tak Tergenggam ]

455 43 0
                                    

Elka berjalan mondar mandir di dalam ruang rawat inap papanya

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Elka berjalan mondar mandir di dalam ruang rawat inap papanya. Alendra sendiri sampai pusing melihat anak bungsunya itu mondar-mandir nggak jelas kayak setrikaan panas.

"Kenapa sih, Dek? Papa liatnya sampe pusing sendiri."

"Perasaan Adek nggak enak, Pa. Gelisah banget hati Adek." Elka menjeda ucapannya. "Mbak Rintik pulang ke Jakartanya kapan, Pa? Betah amat di Bandung."

"Mbakmu itu lagi ada event besar di Bandung. Lusa baru pulang katanya," jawab Alendra sambil mengganti channel televisi.

Elka membuka kulkas lalu mengambil sebotol air mineral dan langsung menenggaknya.

Drrt... Drrttt..

"Assalamualaikum, Nu. Tumben nelfon?"

"..."

Elka langsung panik seketika. "Sumpah lelucon lo nggak lucu, Nu."

"..."

"Anjir! Beneran? Wait a minute, gue kesana sekarang." Elka langsung menyambar kardigannya kemudian langsung berlari melejit keluar tanpa pamit sama Alendra terlebih dahulu.

Elka berlari menuruni tangga dengan cepatnya. Lift terlalu menguji kesabaran, menurut Elka. Gadis itu lari pontang-panting hanya dengan celana setengah pahanya dan kaos tanpa lengan yang dibalut oleh long kardigan.

"Nu?"

Sang Empu menengok. Innu membalikkan badannya dan langsung menubruk tubuh Elka. Laki-laki itu mendekap erat tubuh Elka sambil bergumam tak jelas.

"Jangan kenceng-kenceng meluknya, Nu. Gue susah nafas ni," protes Elka. Innu langsung melepas dekapannya dan menuntun Elka untuk duduk di kursi tunggu.

"Angga, Ka," gumam Innu lirih.

Elka mengadahkan kepalanya ke langit-langit ruang tunggu. Menahan laju air matanya agar tidak jatuh. "Angga bakal baik-baik aja kan?"

Innu menggeleng lemah. Laki-laki itu menunduk ke arah sepatunya sambil meremas-remas celana sekolahnya. Elka yang udah sebisa mungkin nahan air matanya dari tadi, terus liat gestur tubuh Innu yang hopeless banget bikin perasaan Elka makin nggak karuan rasanya.

"Angga mau di jodohin sama anak rekan kerja emaknya. Terus dia nggak mau dan emaknya tetep maksa. Kalau nggak mau nurutin kemauan emaknya, Angga nggak bakal diakui lagi jadi anak emaknya. Gobloknya si kunyuk, dia malah ngulangin kebiasaan pas smpnya. Nyiletin tangannya pake cutter." Innu mengusap wajahnya kasar.

"Parah banget lukanya Angga?"

Innu membuka jaketnya. Mata Elka membulat melihat kondisi seragam Innu yang penuh dengan bercak darah. "Coba gue nggak mampir ke rumahnya buat ambil sepatu futsal. Mungkin si kunyuk itu sekarang udah ketemu malaikat izrail."

Elka menabok lengan Innu keras. "Ngomongnya yang bener dikit bisa nggak sih!"

"Gue serius, Ka. Angga bakal mati kehabisan darah kalo gue nggak kesana. Rumah segede istana gitu sepi banget lagi. ART bahkan satpamnya pun nggak keliatan batang idungnya. Heran gue."

SKETCHМесто, где живут истории. Откройте их для себя