[ Eighteen : No Place Like Home ]

438 37 0
                                    

Elka bergegas turun dari motor ketika melihat mobil sang kakak sudah terparkir di garasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Elka bergegas turun dari motor ketika melihat mobil sang kakak sudah terparkir di garasi. Elka meletakan tasnya di kamar sekaligus mengganti seragamnya menjadi kaos oblong berwarna maroon.

"Adek cariin kesana kemari ternyata disini. Sok-sok an main biliar lagi, padahal baru aja keluar dari rumah sakit." Elka menghampiri Alendra yang sedang bermain biliar dengan Arik. "Mas Arik juga, mau aja diajakin papa main biliar."

"Olahraga tangan nih, Dek! Tangan papa pegal dari kemarin di infus mulu," jawab Alendra sambil memfokuskan diri untuk menembak bola berwarna oren biru agar masuk ke lubang pojok.

"Makanan datang!" teriak Rintik dengan membawa satu nampang besar ke meja bar. Disusul oleh perempuan cantik dibelakang Rintik yang membawa satu nampan berisi gelas dan dua botol minuman jus jambu.

"Mbak Ivanna? Kirain udah putus sama Mas Arik?!" Diseberang sana Arik sudah siap menggetok kepala Elka menggunakan tongkat biliar. Perempuan yang dipanggil Ivanna hanya terkekeh mendengar celetukan khas seorang Elka yang kerap dilontarkan padanya.

"Mas Arik bagi peletnya dong. Kok bisa dapetin cewek modelan Mbak Ivanna gini sih. Enggak putus-putus lagi, dari jaman pacaran di warnet sampe pacaran di cafe-cafe kekinian."

Arik berjalan cepat menuju Elka yang sedang berdiri sambil meniup-niup pisang goreng buatan Rintik. Laki-laki itu lalu mengapit kepala Elka ke dalam ketiaknya. "Nih peletnya! Rasain kamu!"

"AAAAAAA! PAPA TOLONGIN ADEK! MAS ARIK JOROK! BAUUU BANGET HUEEK!" Elka langsung mengusap-usapkan hidungnya agar aroma ketiak Arik tidak travelling ke sekitar indra penciumannya. Arik tertawa geli kemudian kembali melanjutkan biliar dengan papanya.

"Sama aja jailnya kamu tuh, Mas!" gumam Alendra.

"Mbak denger kamu lagi deket sama kakak kelas yang cakepnya kayak Hironya Mbak Murni ya, Ka?"

Elka mencomot pisang goreng dari piring untuk kedua kalinya, yang pertama sudah jatuh mengenaskan di lantai gara-gara insiden pengapitan ketiak tadi. "Dikta sama Stefan William cakepan Dikta kemana-mana lah," ujar Elka kemudian melahap pisang goreng dalam satu lahapan.

Ivanna tertawa mendengar jawaban adik dari pacarnya itu. "Penasaran nih Mbak, Ka."

"Menurut Elka nih Mbak, Dikta itu wajahnya kayak anime-anime gitu vibenya."

"Njomplang dong sama kamu, Dek?!" celetuk Arik.

Alis Elka berkerut menatap Arik penuh tanya. "Njomplang gimana?"

"Dikta anime-anime vibe wajahnya, kamu tapasha-tapasha vibe gitu ya jelas njomplang lah! Ck! Kasian gue sama Dikta." Elka melotot mendengar ucapan kakaknya itu.

"Sabar Elka. Orang sabar jodohnya cakep kayak Zayn Malik." Elka berjalan ke arah sofa tempat Rintik dan Ivanna duduk kemudian mendusel diantara keduanya. "Kangen kalian masa. Mbak Rintik sibuk sama kegiatan organisasinya. Mbak Ivanna sibuk pemotretan ke luar negri. Elka disini nggak ada temen shopping."

SKETCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang