[ Twentyfour : Classmeeting ]

447 34 0
                                    

2k++ Words

Setelah melewati serangkaian soal-soal UAS yang memusingkan dan berbagai remedial kini anak-anak diberi kebebasan untuk mendinginkan otak mereka dengan berpartisipasi dalam kegiatan pasca ujian yang diadakan oleh Osis yaitu Classmeeting

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah melewati serangkaian soal-soal UAS yang memusingkan dan berbagai remedial kini anak-anak diberi kebebasan untuk mendinginkan otak mereka dengan berpartisipasi dalam kegiatan pasca ujian yang diadakan oleh Osis yaitu Classmeeting.

Classmeeting sendiri adalah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan solidaritas antar kelas, membangun jiwa gotong royong, dan yang pasti tentunya untuk have fun tapi tetap dalam batasan dan aturan tertentu.

Osis SMA Batara Nusa sendiri tak pernah tanggung-tanggung dalam membuat suatu event, sangat totalitas dan tak pernah gagal menarik perhatian penonton. Semester ini lomba diadakan selama tiga hari. Hari pertama untuk lomba babak penyisihan, hari kedua untuk lomba babak final dan hari ketiga diisi pentas seni dan special guest dari band hits Indonesia; Sheila On 7.

Bukan sepuluh tiga namanya kalau tidak umbrus dan riweh sendiri. Suasana di kelas berbuntut tiga ini sedari pagi tak ada sepinya.

"Ayok cepetan bentar lagi classmeetnya udah mau dimulai!" teriak Viola sambil keplok-keplok di depan kelas.

"Bentar dong ini kepangan gue belum kelar," adu Yumna dari bangkunya. "Cepet atuh ngepangnya, Be!"

Jadi classmeeting semester ganjil ini, kelas sepuluh tiga especially murid perempuannya kompakan untuk mengepang rambutnya. Ada yang dikepang satu, dikepang dua sampai dikepang kecil-kecil seperti rambut khas anak Afrika Amerika.

Setelah selesai mengepang Yumna, Elka beranjak dari duduknya dan menghampiri kelima temannya yang sedang berdiskusi mengatur strategi yang akan dimainkan saat lomba futsal nanti.

"Jangan kasih kendor, bantai aja semuanya sampai koit."

Seluruh atensi kelima laki-laki itu berubah ke arah gadis yang tiba-tiba nimbrung di sela-sela pembicaraan mereka.

"Wagelasih! Rambut lo ajib banget dikepang kecil-kecil kayak nak Afrika Amerika sana." Saking gemasnya Pito sampai menyentuh kepangan demi kepangan Elka sambil berdecak kagum. "Kok bisa, ngepang sekecil ini."

"Udah disuruh kumpul di lapangan."

Semua anak-anak sepuluh tiga dengan santainya berbondong-bondong berjalan menuju lapangan. Ketika rombongan kelas sepuluh tiga tiba di lapangan, seluruh perhatian orang-orang tertuju pada kelas sepuluh tiga. Terutama pada dua cewek berkepang kecil-kecil yang berjalan pada akhir barisan. Siapa lagi kalau bukan Yumna dan Elka. Keduanya malah sibuk cengengesan sambil menjahili rambut Sani yang berjalan tepat di depan mereka.

"Sini aja yang adem," ucap Viola sambil menggiring anak-anaknya untuk duduk di pinggiran lapangan yang lumayan tak terkena teriknya matahari.

"Kelas kita giliran ke berapa main futsalnya, Vi?" tanya Elka pada Viola.

"Keempat kayaknya," jawab perempuan yang kali ini di kepang dua.

Elka mantuk-mantuk kemudian mencondongkan kepalanya ke arah telinga Yumna. "Nyari cogan aja sist."

SKETCHWhere stories live. Discover now