(14)pernikahan

38.4K 1.4K 16
                                    

Zahra pov

Percaya tidak percaya, mau tidak mau hari ini aku akan menikah dengan pak davin. 2 minggu itu berlalu dengan sangat cepat.

Sekarang aku sedang duduk didepan meja rias, wajahku sedang dipoles oleh beberapa alat make up untuk menambah kesan pengantin dalam diriku. Sunggu aku sangat takut, dan gugup karna sebentar lagi aku akan menjadi seorang istri dari seorang davin.

"Zahra sayang, kamu udah siap nak" ucap mama yang baru saja datang, sungguh aku sangat gugup, tapi kenapa aku harus gugup, aku tidak cinta dengan davin, dan pernikahan ini juga atas dasar perjodohan dan keterpaksaan

Sekarang aku hanya bisa meremas baju pengantin ku dengan kedua tanganku, dan mengigit bibir bawahku untuk mengatasi kegugupan, sungguh aku sangat gugup, apalagi sekarang waktu ijab qobul dimulai, sungguh jantungku rasanya seperti ingin lonjat dan keluar dari dalam

"Saya nikahkan, engkau dengan putri saya azaahra qalista dirgantiro binti renanda dirgantoro dengan mas kawin 1 unit apartemen dan seperangkat alat solat dibayar tunai" ucap papa lantang, OMG rasanya aku ingin pingsan mendengarnya

"Saya terima nikah dan kawinnya azzahra qalista dirgantoro binti renanda dirgantoro dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" ucap pak davin tanpa ada rasa keraguan sedikit pun, dia mengucapkannya dengan lantang dan satu tarikan nafas, dan aku rasa dia sudah menghapalnya dengan sungguh sungguh sebelumnya

"Bagaimana para saksi, sah"

"Sah" ucap semua orang digedung besar itu.

"Alahamdulilahirabbilalamin" ucap semua orang lagi, dan setelah itu pak penghulu langsung membimbing doa

Inilah saat saat yang menegangkan bagiku, seorang davin mencium keningku, oh tidak kenapa aku jadi deg degan begini, ada apa denganku, kenapa tubuhku tiba tiba beku seperti ini, dan kenapa jantungku seperti melompat lompat

Oh yaallah jangan sampai pak davin merasakan detakan jantungku ini, tapi tunggu kenapa wajah dan mimik mukanya tidak mengeluarkan ekspresi seperti yang kukeluarkan sekarang, apa mungkin dia tidak deg degan seperti aku, ah sudahlah tidak usah dipikirkan, lebih baik aku menenangkan diriku agar tidak terlalu menunjukan kalau sekarang aku sedang gugup, kalo aku dilihat oleh pak davin dalam kondisi gugup bisa malukan secara aku kan menolak dan terpaksa menikah dengannya, jadi kenapa aku harus gugup..

"Sekarang kamu harus mencium tanganku zahra" bisik pak davin membuyarkan lamunanku

"Hah, iya iya akan kucium sekarang" ucapku, sungguh aku sangat gugup, tapi mau tidak mau aku harus mencium tangan pak davin

"Begitu kan enak diliat, nurut" ucap pak davin dengan senyuman manisnya, tunggu tadi aku bilang apa? Senyuman manisnya, oh tidak apa yang aku pikirkan. Dia sama sekali tidak manis

Setelah adegan adegan tadi, sekarang kami menandatangani surat nikah sebagai tanda pernikahan kami sah dimata agama maupun negara

Oh tuhan aku istri sah pak davin, sungguh hal yang sangat sial

Sekarang resepsi sudah dimulai, orang orang berdatangan menyalimi dan memberi selamat kepada aku dan pak davin, selama menyalami semua tamu senyum diwajahnya tak pernah luntur, jujur dia sangat tampan. Apalagi dia memakai jas yang pas ditubuhnya, oh astaga kenapa aku baru sadar kalau dia tampan, oh tidak tidak aku tidak boleh memujinya

"Saya tau Saya tampan, tapi fokuslah bersaliman dengan para tamu, adegan tatap tatapannya nanti saja" bisiknya tepat dikupingku

"Apaan sih pak, siapa juga yang ngeliatin bapak" jawabku asal

"Saya tidak pernah bilang kalau kamu ngeliatin saya, kamu sendiri yang mengaku" ucapnya sambil tekekeh

"Ishh apaan sih" ucapku kesal, dan untung saja tamu yang tadi sudah tidak ada dipelaminan, jadi sekarang disini tersisa aku dan pak davin, jadi aku bebas dengan tutur kataku kepadanya

My Cold Doctor [End]Where stories live. Discover now