(52) apakah ini sandiwara?

27.1K 750 67
                                    

Ceklek

Pintu terbuka, dan muncul lah sosok yang sangat murka di pikiran davin saat ini

Zella.

Ya zella.

"Zella!" ucap davin refleks

"Ngapain kamu disini?! Keluar!" lanjut davin dengan kesal

Tapi zella, dia tidak sama sekali melihat ke arah davin yang sedang marah itu. Dia mempercepat langkah nya lalu berjalan ke arah zahra yang kini sedang tampak bingung dengan apa yang terjadi ini

"Zahra, maaf" lirih zella dengan wajah dan nada menyesalnnya

"Maaf? Buat apa?" tanya zahra

"Buat semua yang sudah saya lakukan ke kamu dan calon anak kamu, saya menyesal" jawab zella sambil memegangi tangan zahra sambil menenggelamkan kepalanya disana agar terlihat seperti orang yang benar benar menyesal

Apakah ini sandiriwa?

"Jadi..."

"Jadi kamu yang membuat saya seperti ini, kamu yang sengaja menumpahkan cairan itu disana?" tanya zahra setengah tak percaya

"Maaf" lirih zella lagi

"Kenapa kamu melakukan itu, kamu tau kan apa akibat dari semua itu. Saya hampir kehilangan calon anak saya" ucap zahra dengan air mata yang tak terbendung lagi

"Saya iri dengan kamu, saya iri dengan semua yang kamu dapatkan. Saya hanya iri zahra, saya iri dengan kasih sayang yang davin berikan untuk kamu dan anak kamu, bagaimana dia memperhatikan kalian. Sedangkan saya, saya di acuhkan tanpa diperdulikan" jawab zella ikut menangis

"Zahra" panggil zella, dan zahra kini dia membuang arah wajahnya ke lain arah agar tidak melihat wajah zella itu

"Zahra" panggil zella lagi karna tak kunjung mendapat jawaban dari zahra

"Tolong maafkan saya zahra" ucapnya

Hening.

Tidak ada jawaban dari zahra, dia tetap saja diam dan memalingkan wajahnya dari arah zella

"Sudahlah, pergi kamu dari sini!" ucap davin dengan kesal

"Gak, aku ga akan pergi" tolak zella dengan keras

"Pergi!" ucap davin lagi

"Gak" tolak zella dengan nada yang lebih tinggi

Dan dia pun kembali memegang tangan zahra yang sempat dia lepas karna membantah davin

"Zahra, saya mohon. Maafkan saya, saya janji saya gak akan mengulangi hak yang sama"

"Baiklah" jawab zahra

"Serius? Kamu serius maafin saya?"

"Iya"

"Terimakasi zahra" ucap zella dengan senang

"Zahra! Apa apa ini, kenapa kamu melakukan ini" ucap davin tak terima

"Pak, biarkan. Lagi pula saya dan anak saya gak papa kan, jadi lebih baik kita memberi zella kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahannya" jelas zahra

"Tapi zahra, itu hal-"

"Sudah pak ikhlaskan" potong zahra

"Oke, terserah apa mau kamu. Tapi lihat saja apa yang akan terjadi nanti, kamu pasti menyesal telah melakukan ini" ucap davin dengan emosi, dan dia pun langsung pergi meninggalkan ruangan itu

"Pak, bapak mau kemana?" tanya zahra, tapi pertanyaan nya dihiraukan oleh davin begitu saja

"Sudahlah zahra nanti juga davin kembali. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasi sama kamu, karna mau memaafkan saya. Saya janji ga akan ngulangin kesalahan yang sama"

"Iya" jawab zahra singkat

"Baiklah, saya pergi dulu ya" pamit zella

Dan zella pun pergi dan meninggalkan zahra diruangan itu sendirian

*~*~*

Kini hari sudah sore, davin pun kembali keruangan zahra. Ya walaupun mereka masih saling diam dan membisu satu sama lain

"Pak" ucap zahra membuka suara, dia sudah tidak tahan akan situasi yang canggung ini

"Pak, bapak marah sama saya?" tanya zahra

"Gak" jawab davin

"Terus kenapa bapak dari tadi diem aja?" tanya zahra

"Gak papa"

"Bapak beneran marah sama saya?" tanya zahra lagi

"Enggak" jawab davin lagi

"Pak, gini deh bapak dengerin saya. Zella itu kan lagi ngandung anak bapak juga, dan seharusnya dia juga dapat perhatian dari bapak. Sebagai sesama perempuan, saya tau apa yang zella rasain. Memang zella itu jahat sama saya, tapi apa kejahat harus dibalas demikian juga, lagian saya dan anak saya juga gak papa. Jadi apa salahnya kita kasih dia kesempatan kedua" ucap zahra

Dan davin kini menoleh kepadanya dan menghentikan aktivitas pada laptopnya itu

"Iya saya ngerti, tapi apa kamu ga berfikir panjang? Berfikir bahwa dia hanya bersandiwara dan akan mengulangi kesalahan yang sama?" tanya davin

"Kita serahin aja semuanya sama Allah pak" jawab zahra

"Oke saya bisa apa akan hal ini, semoga wanita itu tidak sedang bersandiwara dan mengulanginnya lagi. Tapi ingat ya zahra, jika dia mengulangi hal yang sama lagi dan ingin mencelakankan kalian, saya gak akan diem aja kayak sekarang" ucap davin

"Iya pak" jawab zahra

Suasana kembali hening, davin kembali mengotak ngatik laptopnya itu. Sedangkan zahra dia melamun entah melamunkan apa

Ceklek.

Seorang suster datang dengan membawakan makanan dan beberapa obat yang harus zahra minum

"Permisi bu, saya ingin mengantarkan obat dan makan"ucap suster itu sambil menaruu makanan beberapa pil obat itu ke atas meja

"Oh iya sus, terimakasi" balas zahra

Suster itu pun langsung meninggalkan ruangan zahra.

Dan setelah kepergian suster itu, davin langsung beranjak mendekati zahra dan langsung mengambil alih piring yang sedang zahra pegang itu.

"Sini, biar saya suapin" ucapnya

"Buka mulut kamu"

Dan zahra pun hanya bisa mengikuti nya, dia membuka mulutnya dan membiarkan davin menyuapinya.

Bersambung.

My Cold Doctor [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang