(15)malam pertama

45K 1.4K 2
                                    

Zahra pov

OMG
malam pertama, aku tidak sepolos itu hingga aku tidak mengerti apa yang biasanya terjadi antara pasangan pada malam pertama, sungguh aku mengerti apa yang terjadi pada malam pertama. Tapi apa iya aku harus melakukannya dengan pak davin, tidak aku tidak mau, aku takut sekali. Sekarang apa yang akan aku lakukan agar semua itu tidak terjadi, ayolah zahra berfikir berfikir, aku tidak mau itu terjadi, dan jangan sampai itu terjadi.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka, dan menampakkan seorang lelaki dengan handuk dipinggang dan dadanya yang tidak tertutup apa apa, hingga menunjukan badan kotak kotaknya, siapa lagi kalau bukan pak davin, tunggu! Kenapa dia menatapku seperti itu, aku sangat takut, sungguh

Sekarang aku hanya bisa meremas baju dan mengigit bibir bawahku, sungguh aku sangat takut.

Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan, kenapa dia menatapku seperti itu, tatapannya seperti harimau yang siap menerkam mangsa, oh tuhan bantu diriku ini

Astaga badanku benar benar tidak bisa digerakkan sekarang, aku sungguh takut, dan kenap pak davin berjalan kearah ku, oh tidak firasatku tidak baik, apa dia benar benar akan meminta haknya padaku, tapi bagaimana ini aku sama sekali belum siap, aku tidak mau melayani dia, sungguh! Yang aku ingin adalah aku melakukan itu dengan orang yang aku cintai, bukan dengan pak davin.

Oh tidak!
Pak davin semakin dekat, dan sekarang dia duduk tepat disampingku, dan dia menatapku. Oh astaga pak davin tolong jangan menatapku, jantungku serasa ingin keluar kalau kau menatapku, sungguh aku sangat gugup

"Mandilah" ucapnya singkat

"Emm iya pak" ucapku lalu berancang ancang ingin berlari kearah kamar mandi, tapi disaat aku ingin memulai gerakan lariku, aku terselandung oleh bajuku sendiri, sungguh aku sangat malu

"Pelan pelan zahra" ucap pak davin sambil memegang kedua tanganku agar aku bisa segera bangun

"Maksih pak, lain kali saya akan berhati hati" ucapku lembut, tunggu! Apa lembut, kenapa sekarang aku berbicara lembut padanya, sebelumnya aku tidak pernah berbicara lembut padanya, ah sudahlah tidak penting, dan akupun segera berlari dan melepaskan genggaman tangan pak davin

Sekarang aku sedang mengguyur badanku dengan air, sungguh segar, dan setelah aku selesai aku baru sadar kalau aku...

Tidak bawa handuk

Omg

Apa yang harus aku lakukan

Sekarang aku hanya bisa berjalan bolak balik didalam kamar mandi, aku bingung sekarang aku harus melakukan apa.

Aku punya ide
Aku mengeluarkan kepalaku dan melihat kearah ruangan kamar, dan aku tidak melihat keberadaan pak davin, apa iya aku harus keluar dan mengambil handuk yang tergantung disamping lemari itu. Tapi, bagaimana kalau pak davin tiba tiba masuk, sungguh aku tidak bisa membayangkan semua itu, tapi kalau aku tidak keluar entah sampai kapan aku berada didalam sini, jadi aku memutuskan untuk keluar dan mengambil handuk itu

Aku berlari sekencang mungkin dan berlari menuju kesamping lemari. Tapi, disaat aku berlari dan baru sampai didekat kasur tiba tiba seseorang membuka pintu

Oh astaga pak davin

"Waaaaa" jeritku kaget, sungguh aku sangat terkejut dan aku segera berlari dan menutup tubuhku didalam selimut kasur, untung saja aku berada didekat kasur kalau tidak...

"Maaf saya tidak tau kalau kamu sedang ganti pakaian" ucap pak davin dengan wajah sama terkejutnya

"Keluar pak keluar, saya mau ganti baju cepet" ucapku panik, sungguh aku sangat panik, sebab sebelumnya tidak pernah ada pria yang melihatku tanpa mengenakan busana, sangat memalukan

"Baik saya keluar sekarang" ucapnya lalu berjalan keluar kamar dan menutup pintu

Dengan segera aku berlari menuju lemari, aku memutuskan untuk menutup tubuhku dengan selimut saja, dari pada aku harus berlari tidak mengenakan apa apa

Setelah aku mengenakan pakaian, aku segera menuju kemeja rias untuk memakai krim wajahku, untung saja alat make up ku sudah dibawa kesini, kalau tidak aku tidak tahu bagaimana hariku tanpa make up. Tunggu! Kenapa pikiran ku tiba tiba kembali memutar kejadian tadi, astaga bagaimana aku bisa melihat wajah pak davin nanti, aku sangat malu padanya

Tok tok tok

"Zahra, apakah kamu sudah selesai ganti pakaian, saya mau masuk" ucap pak davin dari luar kamar, sungguh aku tidak sanggup melihat wajahnya karna kejadian tadi, tapi aku tidak bisa membuatnya berdiri diluar kamar terus menerus bukan

"Udah pak, saya sudah selesai. Masuk saja tidak dikunci kok" ucapku

Ceklek

Dia membuka pintu kamar, dan menatapku sebentar lalu berjalan kearah sofa yang berada dikamar

"Maaf soal tadi, saya benar benar tidak tau kalau kamu sedang berganti pakaian" ucapnya tanpa menoleh padaku, dan fokus pada laptop didepannya itu

"Iya pak gapapa, saya juga yang salah. Kenapa saya bisa lupa bawa handuk tadi" jawabku sambil berjalan dan duduk disofa samping pak davin duduk

"Makanya lain kali jangan buru buru, sampai sampai lupa bawa handuk" ucapnya santai

"Hehehe iya pak" ucapku sambil terkekeh

Etss tunggu, sejak kapan aku dan pak davin bisa akur, sebelumnya kami tidak pernah seakur ini, karna disetiap pembicaraan pasti kami berdebat.

"Zahra, sepertinya angga menyukai temanmu" ucap pak davin tiba tiba

"Maksudnya manda" ucapku

"Iya manda, manda yang tadi kenalan sama angga itukan" ucap davin

"Masa sih pak" ucapku tak percaya

"Sepertinya, karna saya melihat tatapan angga agak berbeda ketika melihat teman kamu" ucap pak davin

Sekarang hanya terjadi keheningan diantara kami, aku sibuk melihat sosmed sedangkan pak davin sibuk dengan laptopnya

"Zahra" ucap pak davin tiba tiba

"Iya pak" jawabku tanpa mengalihkan pandangan

"Saya mau minta hak saya" ucap pak davin sambil menutup laptopnya, oh sungguh aku sangat sangat terkejut

"Hah!" jawabku terkejut, sambil mengalihkan pandanganku dari handphone

"Iya, saya mau kamu ngasih hak saya" ucap pak davin lagi

"Tapi pak saya.." ucapku ragu ragu, aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan, bagaimana jika dia marah

"Kenapa, apa kamu belum siap" ucap pak davin bingung

"Emm, anu pak" ucapku gugup, sungguh aku tidak tahu aki harus memberi alasan apa

"Ayolah zahra, kamu juga sudah dewasa bukan, jadi apa lagi alasan kamu untuk menolak" ucap pak davin memohon

"Tapi pak, saya belum siap melakukan semua itu" jawabku apa adanya, dan setelah itu pak davin menatapku beberapa detik, lalu berdiri dari duduknya

Apakah dia marah?

"Baiklah saya akan menunggu sampai kamu, sampai kamu siap" ucap pak davin sambil tersenyum lalu mengelus kepalaku dan mengacak ngacak rambutku

Sungguh aku kira dia akan marah, ternyata dia malah tersenyum hangat kepadaku, pak davin yang sekarang sungguh berbeda dengan pak davin yang aku temui sebelumnya, dia sangat lembut dan pengertian.

"Zahra tidurlah, besok saya akan mengajakmu jalan jalan. Dan ya kita akan libur bekerja selama beberapa hari kedepan" ucap pak davin lalu membaringkan badannya dikasur

Dan setelah itu aku menyusulnya tidur, aku tidur tepat disebelahnya, walaupun sebenarnya aku sangat gugup tapi aku tetap akan tidur disana karna aku tidak mau dia bertambah sedih dan kesal karna aku tidak mau tidur disampingnya

Bersambung....

Typo bertebaran

Jangan lupa vommentnya ya...
See you

My Cold Doctor [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang