(D-19) Goodbye

1.1K 136 30
                                    

"Kita putus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kita putus."

***

Kalimat serta nadanya masih terngiang di otak dan telingaku. Disaat butiran-butiran air terjun dari mataku, biasanya ia yang datang menyeka dan berkata, "tidak apa" atau "aku disini" sembari memelukku. Tetapi

Kali ini...

Dia yang membuat air mataku turun begitu deras. Kuambil ponsel dari saku celanaku, mengotak-atiknya sebentar dan melihat foto dirinya

Air mataku semakin turun deras, hatiku berdenyut keras seakan ingin keluar dari tempatnya dan aku menghela nafas kasar guna meringankan denyutan di hati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Air mataku semakin turun deras, hatiku berdenyut keras seakan ingin keluar dari tempatnya dan aku menghela nafas kasar guna meringankan denyutan di hati.

Bicara tentang minhyun, dia adalah anak pertama di keluarga Hwang, ia memiliki seorang adik bernama Hwang Hyunjin. Umur adiknya dan diriku hanya terpaut 2 tahun dan lebih tua dariku. Sedangkan umur minhyun dan diriku terpaut 8 tahun.

Mataku terpejam dan air mata kembali meluncur mengingatnya. Otakku kembali memutar percakapan kami yang terakhir kali tadi sore.

***

Aku melirik layar ponselku gusar, sudah satu jam aku menunggu minhyun disini. Aku sangat senang sekaligus bahagia mengingat sudah dua minggu kami tidak bertemu dengan alasan pekerjaannya dikantor yang menumpuk. Dan kini, ia meminta untuk bertemu di cafe langganan kami sewaktu ia belum diakui sebagai anak pertama keluarga Hwang.

Dulu ia curhat kepadaku ketika umur hubungan kami telah mencapai 9 bulan, cukup cepat memang tetapi karena perasaan yang ia ungkapkan terhadapku mengenai keluarganya. Aku ikut sedih dan hampir menangis.

"Keluargaku... Mereka dulu menyembunyikan aku demi kembalinya wibawa mereka dihadapan klien-kliennya,"

"Aku sempat frustasi mendengar kata bibi Han, aku tidak disusui ASI dari ibuku sendiri dan selalu bermain bersama bibi han atau pengasuh. Pantas saja aku tidak merasakan kehangatan seorang ibu atau pelukannya. Juga aku lumayan bodoh, untungnya tidak disemua hal haha..." Tawa ringan yang terdengar menyedihkan itu membuat nafasku sesak.

The Last - Wanna One ✔️Where stories live. Discover now