(D-23) Airplane

964 154 21
                                    

Bertemu mantan mungkin tidak pernah Minhyun bayangkan dalam penerbangan kali ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bertemu mantan mungkin tidak pernah Minhyun bayangkan dalam penerbangan kali ini. Namun, nyatanya mereka bertemu dan untuk memperburuk semuanya, mereka satu baris bangku yang sama. Membuatnya menyesali kenapa mengiyakan tawaran duduk di kursi bisnis kalau bisa mendapatkan kursi kelas satu.

"Minhyun, apa kabar?" sapanya yang seolah tidak ada beban apa pun, padahal hati Minhyun nyeri melihatnya.

Karena siapa yang dibohongi kalau Minhyun masih belum bisa menemukan seseorang sebaik dan sepengertian perempuan yang duduk di sampingnya ini?

Hanya saja mereka sudah berpisah setengah tahun yang lalu dan rasanya masih seperti kemarin. Minhyun masih belum bisa melupakannya, meski sepertinya tidak dengan perempuan itu.

"Baik, Hana." Minhyun tersenyum. "Balik dari dinas?"

"Enggak, balik dari cuti tahunan," senyumannya masih sama, senyuman tipis yang seringnya dulu Minhyun protes tidak seperti senyuman, "kamu sendiri, Hyun? Dinas ya?"

"Ya begitulah."

"Rajin banget tahun baruan malah dinas." tawanya yang membuat Minhyun tersenyum. Karena tawa ini adalah salah satu yang dirindukannya, tetapi sekarang tidak memiliki hak untuk merasakannya.

Konversasi mereka berhenti karena pramugari memberikan instruksi keselamatan. Sebenarnya Minhyun paling malas mengamati karena sudah hafal di luar kepala. Namun, perempuan itu terus menyenggol lengannya dan tanpa suara berkomentar, 'dilihat instruksinya dengan benar, Minhyun.'

Selalu seperti itu. Dari dulu hingga saat mereka bertemu kembali, dia akan selalu membuat Minhyun memperhatikan sekitar. Hal-hal yang biasanya Minhyun sering abaikan, dia ajak untuk diperhatikan. Rasanya penerbangan ini akan menjadi penerbangan panjang, karena mereka pergi dari Hongkong ke Singapura dan Minhyun tidak tahu harus merasa bersyukur bisa melepaskan rindu atau kesal karena usahanya move on sia-sia belaka.

"Hyun, jadi dinasnya ngapain aja?" pertanyaan Hana setelah take off tidak Minhyun antisipasi. Karena pemikirannya masih mengenang masa lalu, jadi dia hanya bengong dan menatapnya. Tentu ditertawakan Hana. "Hayo mikirin apa? Mikirin mau langsung kerja setelah turun dari pesawat ya?"

Minhyun hanya tertawa pelan dan Hana menggelengkan kepalanya, tidak percaya tebakan asalnya benar.

"Jangan cari uang terus, cari juga tulang rusukmu, Hyun."

"Tulang rusukku lagi sama orang lain, Hana."

"Ya tikung dong, masa didiemin aja?"

Minhyun hanya tersenyum mendengarnya. Karena andai memang Hana mau kembali bersamanya, menjadi tikungan pun akan Minhyun lakoni. Hanya saja Minhyun tahu kalau perempuan itu sudah bahagia dengan pilihannya dan Minhyun tidak termasuk ke dalam kebahagiaan itu.

Padahal mereka selama ini cocok bersama, lantas mengapa waktu itu dia bilang mereka harus berpisah?

"Hana, gimana kabarmu?" tanya Minhyun yang membuat perempuan itu menoleh dan melepaskan headset yang digunakannya.

The Last - Wanna One ✔️Where stories live. Discover now