(D-14) My Son

786 132 10
                                    

Woo Jin sedang menyesap kopi kesukaannya, berapa waktu yang lalu dia baru selesai bercakap-cakap dengan klien perusahaannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Woo Jin sedang menyesap kopi kesukaannya, berapa waktu yang lalu dia baru selesai bercakap-cakap dengan klien perusahaannya.

Tentu saja apa yang di rencanakannya terwujud, dia cukup handal dalam meyakinkan orang.

Ponsel layar sentuh yang baru di belikan yeobbonya sebagai hadiah ulang tahun bergetar,sebuah panggilan masuk tanpa nama mengganggu 'istirahat sejenak' nya itu.

"Siapa ini?"gumam Woo Jin

Tanpa berfikir lebih lama, ponsel warna hitam itu sudah di telapak tangannya.

"Halo?"kata Woo Jin.

Raut wajah Woo Jin berubah, sang penelpon memberi kabar yang membuat keningnya berkerut.

"Kalau begitu saya segera ke sana,Kamsahamida,"kata Woo Jin.

**

Mengendarai mobil hadiah ulang tahun pernikahan ke lima belas dari sahabat-sahabatnya,Woo Jin bergegas ke sebuah tempat.

SMU WANNA ONE

Merapikan jas setelah turun,Woo Jin langsung menutup pintu mobil dan menuju ruang guru.

Terdengar suara yang tidak nyaman di telinga, seseorang berteriak-teriak di dalam.

'Ini sekolah atau kantor polisi?'

Woo Jin bergumam dalam hati,Woo Jin membuka pintu di hadapannya.

Benar saja, seorang namja marah dan hampir memukul anak berseragam sekolah di sebelahnya.

Woo Jin menangkap tangan namja itu,tersenyum dan menatap sekeliling.

"Apapun masalahnya, tidaklah benar bila orang dewasa melakukan kekerasan?"kata Woo Jin.

"Kau ini siapa? berani sekali menggurui aku?"

Woo Jin tersenyum, melepaskan tangannya dan bersikap membersihkan debu walau itu sindiran bukan sungguhan kotor.

"Aku Orang Tua dari salah satu siswa yang di kumpulkan di ruangan ini!"kata Woo Jin.

Woo Jin menatap kepala sekolah yang nampak gusar.

"Jadi ada apa sampai aku dan Bapak ini sampai di panggil kemari?"tanya Woo Jin.

**

"Appa hebat,"kata Jae Hwan.

Pujian itu di tempatkan Jae Hwan sambil mengacungkan dua ibu jarinya ke arah Woo Jin,Appa kesayangannya.

"Hebat apa? kau jangan cengengesan, aku mengajakmu pulang duluan karena ada yang harus kita bicarakan,"kata Woo Jin.

Woo Jin menjewer telinga Jae Hwan,wajahnya kini serius.

"A..a..sakit..a..Appa.."rengek Jae Hwan

"Sakit? kau tau rasa sakit? tau?"tanya Woo Jin sambil masih menjewer Jae Hwan.

The Last - Wanna One ✔️Where stories live. Discover now