Part 25

21.4K 1.5K 26
                                    

Arif membuka tasnya, mengambil baju olahraga miliknya. Sekarang waktunya jam pelajaran olahraga dimulai, seluruh murid kelas Xl. Ipa3 di perintahkan pak Basir agar segera menuju ruang ganti. Waktu yang diberikan hanya 15 menit.

Mata Arif, sedang memperhatikan seorang gadis yang tengah berjalan menuju pintu kelas. Adira. Selama ini Arif memang menyimpan perasaan kepadanya dari kelas X.

Awalnya, Arif menyangkal perasaan itu dan berusaha menciptakan sedikit jarak agar perasaannya tidak benar benar tumbuh karena bagaimana pun juga Arif tidak mau ada perasaan diantara pertemanan mereka.

Tapi, seolah takdir ingin menyatukan mereka, di kelas Xl ini, Arif malah menjadi lebih dekat dengan seorang Adira dan tak bisa disangkal lagi, kini perasaannya semakin membuncah.

"Woi, Rif ayok. Inget waktunya cuman 15 menit," ucap Adrian yang bersedekap di depan pintu kelas diikuti Putra yang bersender disana. Adrian tau betul, sahabatnya ini sedang memperhatikan siapa sampai menghilang dari pandangan.

Arif melangkah, menuju kedua temannya lalu merangkul mereka berdua menuju ruang ganti Putra.

Kedua sahabatnya ini sudah tau tentang perasaan Arif kepada Adira dari kelas X, tapi mereka tak pernah menyindir atau membahas tentang masalah perasaan saat mereka kumpul bersama Adira cs.

Kedua sahabatnya ini mengerti bagaimana perasaan Arif bahkan mereka memberi saran agar Arif mencoba menyatakan perasaan kepada cewek itu. "Mencoba tak ada salahnya kan?" begitulah kira kira ucapan yang Adrian dan Putra katakan ketika Arif menolak, merasa belum siap menyatakan perasaannya kepada gadis itu.

Tidak hanya itu, bahkan kedua temannya ini sengaja mendekatkan dirinya dengan Adira seperti perform untuk persami nanti, ide itu merupakan cetusan dari Putra yang menyuruh anak kelas kompakan menunjuk dirinya dan Adira. Awalnya Arif tidak setuju, tapi karena waktu itu Adira yang memutuskan, akhirnya Arif mengikut saja.

Oh iya ada satu perempuan yang juga mengetahui perasaannya dengan Adira, bahkan perempuan itu membantunya juga untuk mendekatkan dirinya dengan gadis itu, dia teman Arif saat SMP dan sudah dianggap adik sendiri oleh dirinya.

"Inget Rif pokoknya lo harus jadi cowok gentle hari ini. Nyatain perasaan lo hari ini juga, setidaknya dia tau kalo lo itu suka sama dia," ucap Putra sambil menepuk pundaknya.

"Jangan kecewain kita bertiga, yang udah bantuin lo selama ini. Jangan lemah sama perasaan lo sendiri, lo harus yakin," sahut Adrian yang sedang memasukkan baju seragamnya ke dalam loker.

Adrian baru tersadar lalu menyeletuk "Yaelah gue bijak amat." sontak cowok itu dapat jitakan dari Putra.

"Iya," jawaban singkat Arif. Kegiatan mereka terhenti ketika suara peluit dibunyikan. Tak lama sekumpulan cowok Xl. Ipa3 itu berlari menuju lapangan.

Setelah bergabung bersama teman temannya dilapangan, Arif melihat Adira duduk di pinggir lapangan bersama teman teman ceweknya yang lain yang duduk agak jauh dari tempatnya duduk.

Arif melangkahkan kakinya dan duduk disamping cewek itu. Bingung ingin mulai dari mana, cowok itu hanya mengeluarkan kata yang menurutnya berbelit belit, hingga akhirnya ucapan yang dia pendam selama ini terucap juga.

Awalnya Adira menganggap nya bercanda, tapi dirinya mencoba membuat dirinya serius dengan perkataan itu. Mungkin, Adira butuh waktu untuk menjawab, bagaimana pun juga Arif terlalu tiba tiba mengatakan hal ini, padahal sebelumnya mereka masih biasa biasa saja.

Cowok itu berjalan meninggalkan Adira yang masih terduduk di pinggir lapangan. Langkahnya berjalan menuju kantin, untuk membeli air mineral. Jujur, saat menyatakan perasaannya, cowok itu menahan rasa gugupnya. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa Arif tidak menyatakan perasaannya dari dulu.

My Ice Senior [Complete]Where stories live. Discover now