Part 36

18.4K 1.3K 6
                                    

Hachim...
Hachim...

Adira mengusap hidungnya dengan tisu, lalu kembali memasang tali sepatu nya. Flu yang melandanya dari semalam adalah efek dari kehujanan kemarin bersama Febby. Tapi tak apa, kapan lagi coba bisa hujan hujan dengan cowok itu. Ah rasanya mengingat hal kemarin, membuat bibir Adira tersenyum lagi.

"Lo yakin mau sekolah?" tanya Faiz yang sedang duduk di kursi depan TV sambil bermain game online.

"Iya abang, ya ampun nanya mulu dari tadi kayak Dora," ucap Adira jengah.

Gadis itu meraih ponselnya yang bergetar di saku roknya, satu nama tertera disana.

Kak Febby
Lima menit lagi
gue jemput

Adira
Iya kak

Setelah membalas isi chat tersebut,gadis itu meraih tasnya lalu berjalan menemui sang Mama yang masih berada didapur.

"Ma, Adira berangkat ya," ucapnya lalu mencium punggung tangan Rahma.

"Obatnya udah diminum?" tanya Rahma sambil mengecek suhu tubuh Adira menggunakan punggung tangannya. Syukurlah tidak panas seperti semalam.

"Udah Ma–hachim.."

"Nanti kalo ngerasa demam lagi, minta izin aja ke guru piket ya sayang. Biar nanti Mama pesenin taksi buat jemput kamu."

"Iya Ma, yaudah Adira berangkat dulu, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah pamit kepada Mamanya, Adira berjalan melewati Faiz yang masih sibuk dengan ponselnya. Cewek itu geleng geleng kepala melihat abangnya yang terlalu fokus dengan ponsel jika sudah bermain game kesayangannya, sampai sampai dia lupa dengan keadaan sekitar.

"Bang, aku berangkat," pamit Adira.

Mendengar suara adiknya itu, Faiz mengembalikan layar ponsel yang masih menampilkan game tersebut ke menu home. Kemudian cowok itu bangkit dari duduknya dan menghampiri Adira.

"Gak usah pesen ojol, sini gue anter," ujar Faiz.

"Gak usah bang, itu udah ada yang jemput."

"Lo udah pesen ojol?"

"Bukan ojol ih! Dah ah mending abang duduk manis aja disini lanjutin lagi main game nya," ucap Adira sambil menuntun Faiz kembali ketempatnya semula. "Nah kalo gitu aku berangkat dulu ya abang ganteng," ucap Adira lalu melanjutkan langkanya keluar rumah dan tak lupa membawa helm miliknya yang sebelumnya ia letakkan di meja ruang tamu. Pasti Febby sudah menunggunya.

"Kesurupan kali ya tuh anak, tumben pagi pagi udah bilang gue ganteng," ucap Faiz geleng geleng kepala. "Terserah dia deh, dianterin kok gak mau, kan lumayan gak keluar duit ongkos. Seharusnya dia lebih mending milih abangnya yang ganteng ini daripada driver ojol." Faiz mengomel dengan percaya diri sambil memainkan gamenya kembali.

Cowok itu masih mengira bahwa Adira diantar oleh ojek online bukan Febby. Kalo sampe dia tahu mungkin kalo yang ada di depan rumah itu Febby, mungkin dia sudah siap mengintrogasi kedua orang itu.

Sementara itu, Adira sudah menemui Febby yang tengah duduk di motornya.

"Sorry lama kak," ucap Adira sambil tersenyum menampilkan deretan giginya.

"Enggak kok," ucap Febby.

Disaat Adira ingin memasang helm nya, lagi lagi dia bersin, hidungnya merah.

"Lo sakit?" tanya Febby datar.

"Eh, enggak kok cuma flu aja."

"Kehujanan kemarin?"

My Ice Senior [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang