Part 63

15.3K 1.1K 14
                                    

Malam ini adalah malam yang dinantikan oleh Febby. Karena malam ini adalah malam pertunangan dirinya dengan Adira, yang akan dilaksanakan di hotel ternama. Tidak hanya itu malam ini juga adalah malam perayaan ulang tahunnya dan Farhan.

Cowok itu sedang merapihkan jas yang dia pakai di depan cermin. Lalu merogoh saku nya dan mengeluarkan kota beludru berwarna merah yang berisi cincin yanga akan dia pakaikan di jemari Adira.

"Udah jangan diliatin terus itu cincin, gak bakal ilang gak," kata Farhan yang muncul dari pintu kamarnya sambil terkekeh, membuat Febby memasukkan kembali kotak tersebut ke dalam saku jas nya. "Oh iya, selamat ulang tahun ya kembaran gue," ucapnya setelah setelah berada di hadapan Febby.

"Lo juga selamat ulang tahun." kedua saudara itu saling berpelukan sebentar.

"Ini kado buat lo." Farhan menyerahkan selembar foto kepada Febby. "Foto waktu kita SMP dulu, ganteng kan gue."

Febby memutar bola matanya, lalu cowok itu mengambil sebuah buku yang lumayan tebal dari meja belajarnya dan memberikan kepada Farhan. "Ini buat lo, alat upgrade otak supaya pinter."

"Anjir, gak elit bener," kata Farhan sambil membolak balik buku tersebut. "Yaudah, kalo udah selesai, ayo ke bawah Papa nungguin noh daritadi."

"Diluan, ntar gue nyusul, gue mau ngambil ponsel gue dulu."

"Jangan lama lama." Febby mengangguk lalu Farhan pun meninggalkan nya dan turun lke bawah.

Sebelum Febby ikut menyusul turun ke bawah untuk menemui Papanya. Cowok itu pun mengetikkan sesuatu kepada Adira dan Lusi. Setelah nya dia menyusul yang lain di bawah.

Sementara di tempat Adira berada, cewek itu sudah siap dengan balutan dress merah yang diberikan Febby, dengan rambut yang diurai dan diberi hiasan disana, dan sedikit balutan make up tipis. Cewek itu meraih kado yang sudah dia persiapkan untuk Febby.

"Dir, kamu gak papa?" tanya sang Mama yang baru saja datang dan masuk ke dalam kamarnya.

"Iya Adira gak papa kok Ma."

"Maksud Mama, kamu abis ini bakal gimana sama Febby?"

Adira tersenyum. "Adira sama Febby bakal baik baik aja. Nanti kalo Mama sama Papa tau yang sebenarnya, tolong izinin Adira ya."

"Emang ada apa sih, kamu buat Mama penasaran aja."

"Nanti Mama juga tau."

"Yaudah buruan, kita mau dateng ke acara Febby ntar telat lagi."

"Mama sama Papa duluan aja, ntar Adira sama bang Faiz." Mamanya mengangguk tapi masih dengan menatap Adira curiga.

Setelah mendengar suara mobil Papanya meninggalkan halaman rumah, Adira pun langsung menghampiri Faiz di kamarnya.

"Ayo bang buruan."

"Iya iya sabar napa, ini urusan kalian malah abang juga ikut keseret," kata Faiz misuh misuh.

"Baik dikit kek sama adek!"

"Kurang baik apalagi abang sama kamu, masih kecil abang ikhlas bawa kamu main kemana mana–"

Adira yang kesal langsung memotong ucapan kakaknya itu. "Kalo ikhlas gak bakal di ungkit. Yaudah ayo, kebanyakan bacot ntar rencananya gagal."

Faiz pasrah saja di seret Adira ke garasi, tempat motornya berada.

"Kamu yakin mau naik motor?" tanya Faiz kepada Adira.

"Iya, biar cepet sampai."

"Iya deh terserah kamu." Faiz memberikan helm kepada adiknya itu. Setelahnya mereka berdua naik diatas motor tersebut. "pegangan yang kuat ya nanti abang ngebut." Adira mengangguk. Motor Faiz pun melesat menuju tempat tujuan.

My Ice Senior [Complete]Where stories live. Discover now