Part 33

19.5K 1.4K 32
                                    

Adira dan ketiga temannya telah sampai di tribun lapangan basket, hal yang pertama di lihatnya adalah dua orang cowok yang tengah tanding basket. Febby dan seorang kakak kelas yang Adira tidak ketahui namanya.

Melihat cowok yang berhadapan dengan Febby di tengah lapangan, mengingatkannya kejadian waktu itu. Kejadian dimana Febby berantem karena Farhan yang dikeroyok oleh cowok itu.

Mata Adira menyipit, mencoba memastikan bahwa cowok yang tengah menghadang Febby untuk memasukkan bola ke dalam ring itu adalah cowok pembuat onar yang pernah berantem dengan Febby waktu itu.

Adira menyenggol lengan Amira, sehingga membuat gadis di sebelah nya itu menoleh. "Mir, itu cowok yang pernah berantem sama kak Febby di gudang sekolah, gara gara dia sama satu temannya udah ngeroyok kak Farhan kan?"

"Iya Dir. Namanya kak Kanta. Kak Kanta itu suka nyari masalah sama kak Febby. Kata kak Farhan sih masalah dari SMP, waktu itu kak Febby sama kak Kanta pernah berebut jadi kapten basket yang berakhir di menangin sama kak Febby. Karena kak Kanta gak terima dia kayak dendam gitu sampe sekarang masih aja nyari gara gara." Amira menjeda kalimatnya sejenak

"Kak Febby orangnya kan gak mau ngeladenin hal yang gak penting, toh juga masalah nya udah berlalu. Tapi yang namanya kak Kanta dia gak orang yang gak mau kalah gitu aja. Berbagai cara untuk nyelakain kak Febby secara diam diam dia lakuin, tapi berhasil digagalin kak Farhan yang berujung perkelahian. Mungkin karena kak Kanta kesal, misinya digagalin terus sama kak Farhan, ternyata dia buat misi untuk celakain kak Farhan dulu dengan cara ngejebak kak Farhan yang ujungnya dia dikeroyok waktu itu. Kak Farhan itu orangnya gak bisa diem aja, gak kayak kak Febby yang cuek. Makanya dia sering diceramahin bokapnya kalo pulang," jelas Amira panjang lebar. Dengan semua penjelasan itu Adira sedikit demi sedikit tau tentang Febby.

"Lo tau banget ya cerita kak Febby," ucap Adira menyindir dengan candaan.

"Iya dong, Amira kan pacar kembarannya kak Febby," kata Amira bangga, membuat Adira mencibir.

"Eh, btw mereka kan bisa dianggap musuh bebuyutan, tapi kok sekarang mereka berdua malah tanding basket. Apa mereka udah baikan?" tanya Adira.

"Gue rasa ada alasan dibalik ini semua, mana mungkin mereka bakal baikan. Mustahil. Lo liat dari wajah mereka, auranya beda dan masih terlihat aura aura permusuhan."

"Iya sih." Adira memperhatikan Febby yang menggiring bola dengan cara mendrible lalu shot, bola tersebut masuk ke dalam ring dan membuat beberapa murid yang menyaksikan di tribun bersorak.

Adira tak banyak tau tentang Febby, walaupun dia teman Abangnya dan sering kumpul di rumah. Adira terus saja memperhatikan Febby bermain lincah di lapangan. Rambutnya yang mulai basah karena keringat, hidungnya mancung yang terlihat dari samping, matanya yang tajam, membuat Adira ingin terus melihatnya dari kejauhan.

Ungkapan perasaan dari Febby malam api unggun di persami waktu itu masih teringat di kepala Adira, walaupun masih ada sedikit keraguan dari dalam diri nya.

Ragu, takut saja Febby hanya main main dengan perasaannya, atau dia kalah taruhan sama teman temannya hingga secara tiba tiba, tanpa adanya kata 'pdkt' Adira diklaim langsung menjadi miliknya.

Tapi semua pikiran itu, dia mencoba buang jauh jauh. Dia harus tetap berpikir positif, mungkin saja Febby sudah menyukai nya sejak lama.

Suara sorakan disertai senggolan dari sebelahnya, Adira tersentak kaget dan terbangun dari lamunannya.

"Kak Febby menang Dir," ucap Putri heboh. Adira yang masih merasa linglung langsung melihat ke arah lapangan. Senyum nya terbit begitu saja.

Tak lama, dia mendengar suara langkah kaki yang berlari kearahnya.

My Ice Senior [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang