PART 4

4.8K 237 4
                                    

Dua hari yang lalu..

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 02:30, pria berjas hitam itu terus saja mengemudikan mobilnya dengan kencang. Dia tidak memperdulikan klakson mobil-mobil lain yang sedari tadi memberi peringatan supaya tidak ngebut dijalanan. Pria itu tidak menggubris, matanya menatap tajam ke ujung jalan. Ia barus saja sedang berada dalam masalah. Seseorang yang selama ini teramat dia benci tiba-tiba hadir kembali kedalam hidupnya.

"Setelah puluhan tahun meninggalkanku dan umi dia kembali? Apa dia berpikir semudah itu bisa kembali? Lihat saja, aku akan membuat dia sama menderitanya seperti penderitaan umi dulu."

Pria itu menggenggam erat setir mobil, ingatannya kembali menyeruak perihal ibunya yang sakit parah, meninggal tanpa seorang ayah. Sosok ayah yang diharapkan bisa melihat penampilan pertamanya menjadi qari' di acara perpisahan TK. Sosok ayah yang di tunggu pulang siang dan malam tapi tidak kunjung datang. Harapannya pupus, ayahnya hilang tanpa kabar, tenggelam tanpa bekas bagai ditelan bumi.

Beeeep.... Beeeep....

Salah satu kendaraan berwarna coklat tua itu kembali memberi klakson. Pria itu tetap saja tidak menggubris. Ia tetap saja menyetir seperti orang yang kehilangan arah. Nafasnya berderu kencang, tangannya terkepal kuat. Ia ingat masa-masa kelam saat-saat ia harus berjuang hidup tanpa seorang ayah. Setelah melihat ibunya meninggal didalam pelukannya sendiri, pria itu memang memutuskan untuk mengutuk ayahnya yang sudah mencampakkan ia dan ibunya.

"Abi lagi kerja, sayang. Alfin sabar yaa! Nanti abi pasti pulang bawa mainan lampu ajaib kesukaan Alfin."

"Alfin gak mau mainan mi, Alfin maunya Abi jagain umi disini. Umi kan lagi sakit. Abi jahat udah ninggalin umi gini."

"Ssst pangeran umi tidak boleh bicara begitu, kalau Alfin sayang Umi, Alfin juga harus sayang abi!"

"Tapi mi....."

"Oh iya, besok kan Alfin tampil di sekolah. Latihan gih sama Ziyad. Biar besok tampilnya bagus. Oke..!"

"Alfin gak mau, buat apa Alfin tampil kalau abi nggak bisa lihat penampilan Alfin, emang pekerjaan abi lebih penting dari semua ini ya, mi? Abi jahat mi sama kita."

"Alfin sayang, gak boleh gitu. Alfin kan mau jadi hafidz Qur'an, masa pangeran calon hafidz Quran durhaka sama abinya. Inget tidak, ada kisah indah diantara seorang ayah dan anak laki-lakinya yang sampai-sampai diabadikan dalam Al-quran, surat apa coba?"

"Surat Luqman mi."

"Nah itu tau.. memangnya Alfin nggak mau seperti anak Luqman yang patuh pada orang tuanya. Sampai kisahnya abadi didalam Al-Qur'an."

"Mau mi.. Tapikan........................!!"

Criiiiit.........

Bruuuuk......

Pria itu hampir saja menabrak dua anak laki-laki kembar yang sedang berlari-larian kecil menuju sebuah masjid. Beruntung anak-anak itu langsung mengencangkan lariannya menuju halaman masjid.

Mobil berhenti seketika tepat di trotoar depan masjid, Pria itu shock berat. Dadanya tidak hanya sesak namun kini berdetak kencang tak karuan.

Samar-samar dari kejauhan, Seorang gadis anggun berkaca mata dengan Al-Quran dalam dekapan dan tas ransel di punggungnya mengalihkan pandangannya. Dia menyambut kedua anak kembar tadi dengan ramah. Ada perasaan tenang saat pria itu menatap gadis itu. senyumannya yang menenangkan seolah menghapus semua kegelisahan di hatinya.

Gus Alfin, Pejuang Cinta Halal Di Ujung Hilal (TERBIT)Where stories live. Discover now