Perjanjian tiga hal

23.4K 3.1K 52
                                    

Assalamualaikum semuanya, Adiba kembali update ya. Jangan lupa ramaikan setiap paragrafnya ya.

Selamat membaca.

***

Baru juga beberapa saat setelah Nizam pergi, seseorang tiba-tiba datang dan mendekati Adiba. "Hai my the doll."

Adiba sontak tersentak mendengar suara itu. "Kamu?" mata Adiba terbuka lebar. Dengan cepat Adiba langsung menggeser kursinya menjauh saat Abrisam menduduki kursi yang diduduki oleh Nizam tadi.

Seulas senyum miring dan puas tercetak di bibir Abrisam. Percuma lo menghindar dari gue. Pada akhirnya lo harus membiasakan diri untuk selalu ada saat gue suruh, budak gue."

"Kenapa kamu begitu membenciku Abrisam?"

"Karena gue benci cewek kayak lo."

Ya tuhan, apa yang membuat  lelaki ini membenci dirinya? Jika ia bersalah kepada pria ini, tolong berikan jalan supaya Abrisam memaafkan dirinya. Tapi jika kebencian ini tidak berlandaskan, tolong tuhan bukakanlah cahaya maaf didalam hatinya.

"Ingat, lo itu sekarang budak gue."

Adiba menghela napaskan pelan dan memejamkan matanya berusaha tetap tenang menghadapi Abrisam.

"Aku tidak akan pernah mengingkari ucapanku. Tapi ada tiga permintaan dari yang aku ajukan terhadapmu."

Abrisam mengerutkan alisnya. "Yang memerintah di sini gue, lo nggak berhak memberikan permintaan apapun atau pendapat."

"Tapi tiga ini saja, aku tidak meminta apapun lagi."

Entah kenapa hati Abrisam tiba-tiba saja merasa luluh seketika, disaat mata yang tadinya tajam kearahnya berubah menjadi teduh.

"Tiga saja, tidak boleh lebih." Adiba tersenyum hangat.

Demi apapun untuk pertama kalinya ia melihat senyum seindah ini. Damn it! Dia tidak boleh goyang begitu saja, ingat! Tujuannya adalah membuat gadis ini hancur.

"Pertama tiga hari kedepan jangan ganggu aku dulu."

"Dan lo pikir gue akan biarkan lo bebas begitu saja?" tutur Abrisam.

"Ini sangat penting bagiku, tiga hari kedepan aku harus mempersiapkan diri untuk olimpiade matematika nanti. Olimpiade ini sangat menunjang kelangsungan pendidikanku nanti."

"Kedua." Abrisam langsung mencelah ucapan Adiba.

"Kamu harus janji, jangan pernah menyentuhku."

"Gue juga nggak nafsu sama tubuh lo!"

"Janji dulu." Adiba tidak bisa mempercayai Abrisam begitu saja, karena sebelumnya Abrisam pernah menyentuh tangannya.

"Hmm, yang ketiga."

"Jangan menghalangiku untuk beribadah, dan jangan suruh aku melakukan sesuatu yang dilarang agama."

"Sudah?" tanya Abrisam dan Adiba mengangguk

"Setelah tiga hari kedepan persiapkan diri lo." Abrisam langsung berdiri meninggalkan Adiba.

Nizam sudah kembali dari kantin, di jala dia berpapasan dengan Abrisam, mata mereka sempat beradu, namun Abrisam tidak peduli. Namun berbeda dengan Nizam yang khawatir dengan Adiba. Bergegas Nizam ke perpustakaan.

"Adiba, kamu tadi bertemu dengan Abrisam?"

Adiba sedikit kelagapan sebelum menjawab pertanyaan Nizam. "Iya kak."

"Dia ngapain? dia nggak berbuat jahat kan sama kamu?"

"Abrisam nggak buat apa-apa kok kak," jawab Adiba.

AdibaWhere stories live. Discover now