Kecewa

12.9K 2.8K 1.1K
                                    


Assalamualaikum, selamat membaca. Akan update lagi besok kalau komentarnyaya mencapai 800.

***

Pagi ini Adiba ke lokasi di mana rumah penduduk yang mau dirobohkan. Adiba masih belum tenang sebelum melihat secara langsung walaupun dia yakin Abrisam tidak akan membiarkan ketidakadilan ini terjadi. Sesampainya Adiba di sana, dia melihat mesin-mesin hanya tergeletak tidak ada penjaga atau perkerja, seharusnya dijam sembilan ini mereka sudah mulai berkerja.

"Nak Adiba?"

Adiba lantas langsung menoleh ke sumber suara, Adiba langsung teringat dengan ibu ini, beliau yang berbicara dengannya waktu itu.

"Assalamualaikum, Bu." Adiba langsung menyalami tangan ibu itu.

"Waalaikumsalam. Pagi-pagi ke sini ngapain Nak?"

"Adiba mau melihat langsung apa penggusuran rumah warga dihentikan atau tidak, Bu."

"Alhamdulillah berkat Adiba dan pemuda itu, penggusuran dihentikan dan ganti ruginya diganti sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Ah saya tidak menyangka kalau pemuda itu adalah pemimpin mereka, dia sangat baik."

"Alhamdulillah, saya ikut senang warga mendapatkan haknya."

"Kami bukan hanya mendapatkan ganti rugi tiga kali lipat, mereka juga mencari rumah susun lebih layak untuk kami tinggali, baik sekali pemilik perusahaan itu."

Adiba benar sangat bahagia mendengarnya, Abrisam menepati apa yang dia katakan.

"Semoga kamu selalu diberikan kesehatan dan penjagaan dari Allah Abrisam." Batin Adiba.

***

Sebelum Adiba pergi ke rumah sakit, Adiba terlebih dahulu pergi ke kantor Abrisam. Dia ingin mengucapkan terima kasih kepada Abrisam.

"Assalamualaikum, Kak," ucap Adiba sopan, "apa saya bisa bertemu dengan  Pak Abrisam?"

Karyawan yang duduk sebagai administrasi itu juga menyapa Adiba dengan sopan. "Dengan Kak Adiba ya?"

Adiba cukup terkejut karyawan perempuan ini mengenali dirinya. "Iya Kak," jawab Adiba sedikit ragu.

"Nama kakak sudah ada di daftar tamu yang diperbolehkan masuk tanpa ada janji. Mari saya antarkan." Karyawan yang bernama Fauziah itu mengantarkan Adiba ke ruangan Abrisam.

Sebelum masuk, mereka harus bertemu dulu dengan Andre sekretaris Abrisam.

"Permisi Pak Andre, ada yang ingin bertemu dengan Pak Abrisam."

"Siapa?"

"Assalamualaikum, saya Adiba, apa bisa bertemu dengan Pak Abrisam? Sebentar saja."

Adiba? Ya dia sangat ingat dengan perempuan bernama Adiba ini, pantas saja atasannya sangat menghormati perempuan ini, pakaiannya sangat sopan, anggun dan mempunyai aura yang menyejukkan.

"Bisa, mari saya antarkan," kata Andre.

"Terima kasih."

Andre mengetuk pintunya dan mengucapkan assalamualaikum. Terdengar suara dari dalam mempersilahkan Andre untuk masuk.

"Maaf, Pak. Saya menganggu, ada yang ingin bertemu dengan bapak."

"Siapa?" tanya Abrisam.

Adiba muncul dari belakang punggung Andre, Abrisam yang melihat kedatangan Adiba membuatnya tersentak dan terpaku. Abrisam segera menutup laptopnya.

"Assalamualaikum Abrisam."

Abrisam menelan salivanya sebelum membalas salam dari Adiba.

"Waalaikumsalam. Silahkan masuk Adiba."

AdibaWhere stories live. Discover now