Mata indah itu menangis

21.7K 2.8K 65
                                    

Assalamualaikum teman-teman, Adiba kembali update ya. Jangan lupa ramaikan setiap paragrafnya ya.

Selamat membaca

***

Kecantikan seorang wanita terletak pada hijabnya yang takkan pernah pudar. Perhiasan terbaiknya adalah rasa malunya. Wanita ibarat seorang ratu yang tidak sembarang orang yang bisa menyentuh dirinya. Seorang wanita yang menutup aurat bagaikan mutiara didalam cangkang. Dan wanita yang baik adalah wanita yang menjaga kehormatannya.

"Febri! Lepasin tangan kamu dari tangan aku!" Adiba memberontak, namun perlawanan itu tidak akan sepadan dengan kekuatan Adiba. Kalau Dila pasti mereka sudah terlempar begitu saja.

"Jangan harap lo bisa lepas begitu saja dari kita, gue udah lama menginginkan lo Adiba." 

" Zi! Bawa dia ke mobil." 

Adiba langsung dibuat kaget bukan main ketika mereka berniat untuk membawa dirinya masuk kedalam mobil itu.

"Nggak! Aku nggak mau! Kalian mau apa dariku?"

"Apa kita perlu menjelaskan lagi Adiba? kita menginginkan dirimu," ucap Febri. 

Mata Adiba memejam saat Febri mendekatkan kepalanya disamping telinga Adiba. Sekuat tenaga Adiba berusaha melepaskan diri dari mereka. Tapi tetap saja kekuatannya tidak ada bandingannya dengan mereka berdua. Sungguh Adiba benar-benar sangat takut, terlebih lagi mereka membawanya disuatu rumah yang cukup besar namun terlihatsangat sunyi. Apa tidak orang lain dirumah sebesar ini?

Ya tuhan selamatkanlah dia.

"Aku mohon biarkan aku pulang hiks hiks." Sayang tangisan Adiba tidak melembutkan hati mereka yang sudah dipenuhi hawa nafsu itu.

"Zi, kita bawa dia ke kamar gue."

"Lo serius?." tanya Fauzi.

"Orang tua gue nggak ada, dan pembantu gue juga nggak akan berani ikut campur."

Seulas senyum miring langsung tercetak di bibir Fauzi." Bagus."

"Bagaimana bisa kalian memperlakukan perempuan seperti ini, padahal ibu kalian itu juga perempuan." Adiba berharap mereka segera sadar dengan apa yang mereka lakukan ini, di laknat Allah.

"Gue akan kasih lo pelajaran yang tidak akan pernah lo lupakan cewek sialan!"

Dengan kasar Febri menarik tangan Adiba dengan langkah yang cepat. Bahkan Adiba sempat beberapa kali dibuat jatuh, tapi lagi-lagi Febri tidak mempunyai rasa simpati sama sekali terhadap Adiba

"Tssss." Adiba meringis ketika badanya menyentuh lantai.

"Feb, lo jangan terlalu kasar." Fauzi merasa kasihan melihat Febri bersikap kasar kepada Adiba. Walaupun dia marah kepada Adiba, tapi Fauzi tidak ada niatan melukai Adiba secara fisik.

"Kenapa? Lo kasihan sama dia? Lo nggak ingat bagaimana dia mempermalukan lo di depan banyak orang waktu dilapangkan basket dulu?."

"Kalau karena itu kalian dendam kepadaku aku mintak maaf. Kenapa aku menolak kalian, karena di agama kita melarangnya. Aku benar-benar tidak bermaksud mempermalukan kalian."

"Omong kosong!!Gue nggak perduli. Kalau lo nggak mau ikut, gue aja." Febri mulai melangkah kakinya mendekati Adiba, namun tiba-tiba tangan Febri ditahan Fauzi.

"Dan lo pikir gue akan biarkan lo bermain sendiri!" ternyata rasa kasihan Fauzi tadi hanya sementara, dia juga memiliki niatan jahat kepada Adiba.

Seketika senyum iblis mereka sama-sama tercerak dengan melirik kearah gadis yang duduk dihadapannya dengan tatapan penuh nafsu.

AdibaWhere stories live. Discover now