Masih tanda tanya

20.9K 3.1K 562
                                    

Assalamualaikum teman-teman. Menurut kalian gimana cerita ini?


***

Sampai di dalam kelas Adiba masih terpikir apa yang menyebabkan Abrisam berubah seperti yang saat ini? Kalau benar apa yang dikatakan Nizam tadi, bisa dibilang ilmu agama Abrisam lebih baik dari dia.

"Sebaiknya kita tidak bicara disini," usul Izam.

"Baik kak."

Akhirnya mereka memilih berbicara dibelakang taman. Tetap saja, keduanya sama-sama memohon ampun kepada Allah karena berbicara berduaan. Tapi hanya Allah yang tau, kalau dihati keduanya tidak ada memunculkan sesuatu yang hasrat. Niat mereka baik, tidak menghibahi Abrisam, cuman Adiba ingin bertabayun.

"Dulu waktu kami masih tingkatan SMP, kakak dan Abrisam berada dipesantren yang sama. Cuman kakak lebih senior dari mereka."

"Mereka?"

"Hmm, Abimanyu juga."

"Abrisam sangat cepat dalam belajar, asal kamu tau. Lantunan suara azan Abrisam sangatlah indah, bahkan waktu dia baru menjadi santri, pak ustadz sering meminta Abrisam untuk azan. Karena memang kami selalu dibuat menangis setiap Abrisam mengumandangkan azan."

"Hafalan Al-Qur'an kamu udah berapa juz?" tanya Nizam.

"Masih dua puluh lima juz kak."

"Abrisam udah hafal tiga puluh juz dalam waktu empat bulan," ucap Nizam, dan sontak berhasil membuat seluruh aliran darah Adiba berdesir.

"Masyaallah."Air mata Adiba tergenang.

"Nggak ada yang nyangka kan? Abrisam hafal tiga puluh juz Al-Qur'an. Kalau kamu menggali ilmu apa aja yang dipelajari Abrisam dari kecil sampai kami masih dipesantren, kamu nggak nggak akan nyangka."

"Maksud kak Izam?"

"Nanti kamu pasti juga tau," jawab Nizam.

Nizam menghela napasnya sejenak."Bahkan aku saja iri karena Abrisam dulunya sangat dekat kepada Allah, kami sering belajar bersama sewaktu di asrama santri. Abrisam lelaki yang baik,tidak pernah berkata kasar kepada wanita."

"Kakak juga nggak tau kenapa Abrisam bisa menjauh seperti ini dari Allah."

Adiba bisa menangkap raut sedih diwajah Nizam, dia yakin mereka dulunya pasti sangat dekat.

"Bell masuk udah bunyi, lebih baik kita masuk."

"Hmm iya kak. Terimakasih informasinya."

"Semoga hatinya masih tergerak untuk kembali."

"Aamiin."

"Adiba."
Adiba langsong terlonjak kaget ketika ada seseorang yang menepuk pundaknya cukup keras.

"Astaghfirullah Dila," ujarnya sambil mengusap dadanya shock,"ada apa sih Dil?"

"Kamu yang kenapa, aku tanya kamu mau ke kantin malah nggak nyahut," kata Dila masih melanjutkan,"lagi melamun ya?" Tebak Dila.

"Kamu kan tau aku nggak akan pergi ke kantin, aku kan selalu bawa bekal." Astaghfirullah, bicara tentang bekal. Dia baru ingat akan Fatimah, tadi pagi gadis itu juga tidak nampak seperti biasanya.

"Dil, aku pergi dulu ya," ucap Adiba tergesa-gesa sambil mengambil kresek bewarna hitam entah apa isinya.

"Kamu kemana?"

AdibaWhere stories live. Discover now