Arif Reynand

19.4K 2.9K 585
                                    

Assalamualaikum teman-teman, Adiba kembali update ya. Jangan lupa ramaikan setiap paragraf ya.

Selamat membaca

***

Setelah memandikan Mbah Putri, Adiba bergegas membersihkan dirinya bersiap untuk shalat Magrib di mesjid dekat rumahnya.  Sudah dua hari dia tidak shalat ke mesjid, rasanya sudah sangat rindu sekali. Memang sebagian ulama menganjurkan perempuan untuk beribadah dirumah saja, tapi suasana mesjid dan rumah tentulah sangat berbeda,karena mesjid adalah rumahnya Allah.

Selesai shalat Adiba segera melipat mukenanya rapi dan bersalaman ke semua ibu-ibu yang juga ikut shalat berjamaah.

Ketika Adiba ke luar mesjid, matanya tidak sengaja menangkap seorang berpakaian jas sedang berdiri disamping mobil berwarna hitam dengan menatap nanar kearah mesjid. Umur setengah bayanya tidak menutupi ketampanan yang dimiliki orang ini, ya walaupun wajahnya seperti memikirkan sesuatu.

Hati Adiba tergerak untuk mendekat kearah orang itu."Assalamualaikum bapak Reyand," ucap Adiba.

Orang yang dipanggil Reynand itu sedikit terlonjak kaget ketika melihat seorang gadis berjilbab berdiri disampingnya.

"Waalaikumsalam. Kamu?"

"Saya Adiba Pak, yang waktu itu bapak minta jadi guru Abrisam."

"Ya saya ingat."

"Maaf kalau Adiba lancang bertanya. Kenapa bapak hanya berdiri disini? Apa bapak habis shalat?"

Ya orang itu adalah Arif Reynand, ayahnya Abrisam." Hmm, saya belum shalat."

"Kenapa pak? Kan udah di mesjid."

"Saya tidak yakin kalau Allah masih mau menerima manusia pendosa seperti saya," ujarnya menunduk.

"Astaghfirullah pak. Jangan suuzon kepada Allah, padahal kan sudah dikatakan kalau Allah maha pengampun. Lagian siapa didunia ini yang nggak memiliki dosa? Kita semua adalah manusia pendosa, bahkan Rasulullah saja tidak pernah mengakui dirinya sebagai manusia suci. Apalagi kita yang masih sering lalai dijalannya."

Arif tersenyum miring."Maaf pak saya nggak bermaksud." Adiba dibuat tidak enak karena sudah lancang berbicara seperti tadi kepada tuan Reynand.

"Tidak apa-apa. Malahan saya berterimakasih sama kamu." Arif menghela napasnya sejenak." Saya mau tanya sama."

Adiba mengernyit." Ketika ada seseorang yang melakukan kesalahan besar dan menyakiti hati kamu. Apa yang akan kamu lakukan?"

"Adiba tetap akan memaafkannya pak,"ujar Adiba tanpa memberi jeda sambil membayangkan ayahnya.

"Apa kamu yakin?"

"Insyaallah pak. Karena kalau hanya terus membayangkan ketidak Adilan yang terjadi kepada kita, itu tidak akan merubah apapun. Hidup akan selalu berjalan bukan?"

"Kamu anak yang baik Adiba."

"Kata Mbah Lanang, kalau hati kamu gelisah pergi berwudhu dan kerjakan shalat wajib atau Sunnah. Insyaallah, hati kamu akan terjauh dari sesuatu yang busuk. Karena apa? Ketika hati sedang kacau, setan akan langsung mudah memperdaya manusia. Bapak bisa terapkan hal ini, ini adalah obat hati dan pikiran Adiba sedari kecil."

"Sepertinya saya harus belajar sama Mbahmu."

Adiba tersenyum lembut."Beliau udah almarhum pak."

"Inalilahi, maaf saya tidak tau."

"Tida apa-apa pak. Oh iya saya pamit dulu ya pak, soalnya mbah Putri dirumah sendirian."

"Saya antar."

AdibaWhere stories live. Discover now