Pemilik cafe

19.8K 3.2K 125
                                    

Assalamualaikum teman-teman, Adiba kembali update ya. Jangan lupa ramaikan setiap paragraf ya.

Selamat Membaca

***

Sesuai yang dikatakan  Dila, sepulang sekolah mereka langsung menuju cafe yang akan mereka datangi. Adiba tersenyum senang, ternyata benar cafe ini membuka lowongan pekerjaan, semoga saja apa yang dikatakan Dila benar, kalau waktu kerja disini bisa disesuaikan.

"Adiba, aku cuman bisa antar kamu sampai di depan aja ya, soalnya bentar lagi aku mau les," ujar Dila.

Adiba mengangguk paham. "Nggak apa-apa Dila, kamu udah banyak bantuin aku, sekali lagi terima kasih ya."

"Semangat! Kamu pasti bisa," kata Dila dengan penuh semangat.

"Aamiin, udah kamu hati-hati ya."

" Assalamualaikum Adiba."

"Waalaikumsalam."

Sebelum Adiba memasuki cafe, dia terlebih dulu memanjatkan doa supaya Allah membantunya mendapatkan pekerjaan ini.

"Allahummaghfirlii, warhamnii, wahdinii, wa 'aafinii, warzuqnii. Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, berilah petunjuk padaku, selamatkanlah aku (dari berbagai penyakit), dan berikanlah rezeki kepadaku. Bismillah," ucap Adiba sebelum membuka pintu.

Saat Adiba sudah masuk ke dalam cafe, Adiba sedikit dibuat bingung. Siapa yang harus pertama dia temui? Kemudian matanya berhenti kesalah satu pelayan perempuan yang baru mengantarkan pesanan ke salah satu meja.

" Assalamualaikum kak."

" Waalaikumsalam, iya dek ada apa?"

"Saya mau melamar pekerjaan kak, kalau boleh tau siapa yang bisa saya temui ya kak?"

Pelayanan cafenya cukup terkejut ketika ada siswi yang melamar pekerjaan di cafe ini, terlebih lagi gadis ini memakai seragam sekolah yang sangat mirip dengan anak pemilik cafe ini. Berarti dia dari kalangan orang kaya, lalu kenapa dia mau bekerja?

"Kamu serius mau bekerja di sini?"

"Iya kak, siapa yang bisa saya temui ya kak?"

"Oke, sekarang kamu ikut sama saya."

Adiba kemudia mengikuti langkah pelayan cafe sampai dia berhenti di depan sebuah ruangan.

"Kamu duduk aja di sini, sebentar lagi anak pemilik cafe ini akan datang."

"Terima kasih kak."

"Iya sama-sama, semoga berhasil ya."

"Aamin kak."

Untuk menghilangkan jenuhnya, Adiba membuka tasnya dan mengambil satu kertas yang disana tertulis beberapa ayah suci Al-Quran yang tadi pagi dia salin untuk menambah hapalan ayatnya.

"Nizam, tadi ada siswi yang mau melamar pekerjaan, dan kakak udah suruh dia nunggu diluar ruangan kamu."

"Siswi?" tanya Nizam yang agak terkejut.

"Iya dan keliatan dia dari sekolah kamu."

"Kakak lanjut saja, Nizam ke sana dulu," tutur Nizam berlalu pergi.

"Nizam!" Nizam langsung menoleh ketika kak Marwah memanggilnya."Orangnya cantik Zam." Nizam hanya menggelengkan kepalanya dan kembali melangkah pergi.

Adiba melanjutkan setiap hafalan ayat yang di hafal tadi pagi. " qāla yụsufu li'abīhi abati innī ra'aitu aḥada 'asyara kaukabaw." Bacaan ayatnya terputus ketika ia tidak mengingatnya lagi.

AdibaWhere stories live. Discover now