Adiba berangkat.

12K 2.8K 1.2K
                                    

Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, hanya saja kita yang meninggalkannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, hanya saja kita yang meninggalkannya.

***

Sejak keributan di rumah tantenya, Adiba tidak lagi bertemu dengan mereka. Adiba benar sangat sibuk, belajar dan berkerja untuk mengumpulkan dananya untuk berangkat ke Arab, dua hari lagi setelah surat kelulusan akan ke luar dan besoknya Adiba langsung berangkat.

"Lo yakin mau kuliah di sana?" tanya Velya. Saat ini mereka sedang berada di sebuah cafe, Dila dan Velya datang ke rumah Adiba dan memaksanya untuk ikut walaupun Adiba sudah menolak.

"Aku udah pesan tiket Vel," jawab Adiba.

"Aku pasti kangen banget sama kamu," ujar Dila. Dia tidak bisa membayangkan harus berjauhan dari Adiba, ini pertama kalinya mereka berjauhan seperti ini. Dari SD sampai SMA, mereka selalu satu sekolah.

"Aku juga Dil." Adiba juga merasakan hal yang sama, berat baginya, tapi mau gimana lagi? Demi impian dan amanah dari Mbahnya.

"Kak Nizam juga di kampus yang sama kan?" tanya Velya.

"Iya Vel," jawab Adiba tanpa semangat.

Velya melirik sejenak ke arah Abrisam yang sedari tadi hanya diam. Dia tahu, sahabatnya ini pasti gelisah mendengarnya.

"Tapi kelihatannya lo nggak senang gitu?" tanya Abimanyu.

Adiba bukannya tidak bahagia, hanya saja sebelum dia pergi, Adiba sangat ingin bertemu dengan beliau. Sangat!

"Nggak apa-apa kok Bi." Adiba hanya membalasnya dengan senyuman.

"Adiba." Dila memegang bahu Adiba. "Ayah kamu belum juga datang?" Dila sudah tahu kalau ayah Adiba sempat kembali, sayangnya mereka tidak bertemu. Dila baru sadar kalau di sini bukan hanya dirinya. "Maaf, aku keceplosan."

"Nggak apa-apa Dil."

"Emang ayah Adiba kemana?" tanya Velya dan mendapat sikukan dari Abimanyu. "Maaf."

Adiba menghirup udara lalu tersenyum. "Sebulan aku mau lahir, ayah aku pergi Vel."

Abrisam tidak bisa mengerti dengan hati yang dimiliki Adiba, begitu banyak masalah yang dia hadapi selama ini, tapi senyum di bibirnya tidak pernah sirna. Padahal di dalam sana, rasanya pasti sangat perih.

"Maaf, gue nggak tahu." Velya sekarang merasa sangat bersalah, dia tidak ingin bertanya lebih jauh lagi, takut Adiba akan terluka.

"Udah dong sedih-sedihnya, Adiba kan sebentar lagi mau pergi, dari pada meninggalkan luka, lebih baik meninggalkan kebahagiaan, ya nggak?" kata Abimanyu.

AdibaWhere stories live. Discover now