6. I Hate You

4.9K 540 195
                                    

Warning: sensitive and mature content included. I restricted readers below 20 to read this chapter.

 I restricted readers below 20 to read this chapter

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pagi, Ella!" pekik Ale tersenyum lebar ketika Trella keluar dari rumahnya.

Trella memutar matanya malas dan mengabaikan Ale. Tubuh rampingnya ia bawa menuju mobil Baleno hitam miliknya yang sudah terlalu sering masuk bengkel. Namun tangan lihai Ale berhasil menahan Trella dan mendahuluinya untuk duduk di bangku kemudi.

"Ke studio kan? Gue yang nyupir ya."

Trella menghela napas dan kini membawa tubuhnya berjalan ke depan pagar rumahnya-keluar dari mobil. Tangan-tangan lentiknya Trella gerakkan untuk mengetikkan pesanan taksi online. Dengan kesal ia menunggu kendaraan itu datang, kembali mengabaikan Ale yang berdiri disampingnya sambil tersenyum.

"La, udah sarapan belum? Gue tadi dibikinin sandwich sama Frei." Ucap Ale sambil menyodorkan kotak makan di hadapan Trella.

Trella hanya melirik dengan ujung matanya. "Gue udah sarapan kok." Jawabnya mencoba tidak ketus.

Ale menggaruk kepalanya sambil tersenyum. "Oh yaudah, nanti gue makan lagi aja hehe."

Tanpa menjawab ucapan Ale, Trella langsung masuk ke dalam taksi online nya dan ketika pintu hampir ia tutup, Ale menahannya dan membiarkan tubuhnya ikut masuk disebelah Trella.

"Jalan aja Pak. Tadi pacar saya ngiranya saya mau duduk di depan."

"Mau lewat mana Pak?" tanya sang supir taksi.

Trella hampir mengeluarkan suara ketika Ale memotongnya. "Yang agak jauh aja Pak, lokasinya sesuai aplikasi kok."

Trella mendelik sebal dan mengabaikan Ale di sebelahnya. Ia sibuk mengeluarkan naskah musikal dan kembali membuka halaman yang ia tandai. Membacanya sambil kembali menggaris bawahi bagian-bagian yang perlu ia tekankan nanti.

"La, inget Le Reve Show nggak? Waktu kita hampir telat masuk itu loh?" ujar Ale tiba-tiba sambil menahan tawanya.

"Kamu sih, La waktu itu pake high heels, jadi susah buat lari-lari.." lanjut Ale masih sambil menahan tawa dengan matanya berubah membentuk bulan sabit.

Ale berdehem. "Lo waktu itu sampai nangis karena show nya bagus banget. Inget kan?" tanya Ale sambil melirik Trella disebelahnya.

"Yang mana? Nggak inget." Jawab Trella masih berfokus pada kertas miliknya.

Gi! Naik sini ke punggung aku! Pertunjukkannya mau mulai!-suara pekikan Ale di masa lalu tiba-tiba melintas di kepalanya.

Ale mandinya lama sih tadi.-suaranya sendiri yang kini terdengar.

Siapa suruh ikut masuk ke kamar mandi?!-suara Ale yang membela diri kini terdengar.

Hahahaha.-kemudian suara tawanya sendiri kini menutup ingatannya dulu.

Lingua FrancaWhere stories live. Discover now