27. Move

4.5K 524 91
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Wen.." lirih Judith menatap sahabatnya itu.

"Lo yakin?" lanjut Judith bertanya.

Wendie mengangguk ragu. "Maybe?"

"Gue tau ini urusan pribadi Ale sama Ella, Dith." Ujar Wendie pelan. "Tapi masalah ini terlalu besar."

Judith tanpa sadar mengangguk. "Ketakutan Ella besar, kekecewaan Ale juga besar."

"Jadi, kapan?" tanya Judith lagi.

"Besok. Besok gue bakal datang jenguk Ale dan ceritain semuanya sama dia." Ucap Wendie yakin.

"Ya udah. Doain ya gue bisa jagain ibu hamil." Ucap Judith melenguh.

Wendie tanpa sadar terkekeh mendengar jawaban Judith. "Lo jangan marahin Ella! Nanti lo kena batunya kalau dia nangis, lo tau sendiri kan cerita Ale gimana kalau si Ella nangis."

Judith meringis mengingatnya. "Iya gue mau baik-baikin Ella dan dengerin dia aja. Gue mau meditasi dulu biar gak gampang marah-marah."

Wendie dan Judith akhirnya terkekeh pelan. melemaskan otot-otot dan urat mereka yang begitu tegang. Ini sudah jam setengah tiga dini hari dan keduanya tidak bisa tidur memikirkan Trella dan Ale. Lagi pula, Trella seding sekali terbangun ditengah tidurnya dan memanggil nama Ale. Mana mungkin Wendie dan Judith bisa tidur dengan nyenyak?

--------------------

"Dith?" panggil Trella dengan suara serak.

Trella terbangun sekitar jam setengah delapan pagi. Setelah entah berapa kali ia terbangun tadi malam mencari-cari Ale, kemudian tersadar bahwa ia pergi dari rumah mereka dan akan berakhir kembali menangis sampai kelelahan dan kembali tertidur.

Kepala Trella sedikit pusing mungkin karena efek menangis semalaman dan banyak hal yang ia pikirkan. Tubuhnya melangkah keluar kamar dan menemukan kedua sahabatnya tertidur di sofa.

Trella langsung melengkungkan wajahnya sedih. Tanpa bisa ia tahan dirinya kembali menangis di hadapan kedua sahabatnya yang tertidur. Trella merasa bersalah melihat Wendie dan Judith yang terlihat lelah dan harus tertidur di sofa. Tanpa sadar ia menangis kencang.

"Ella..." lirih Wendie dan Judith yang sama-sama terbangun.

Wendie dan Judith langsung bangkit dari sofa dan menghampiri Trella. Keduanya langsung memeluk Trella yang menangis dan Wendie mengelus punggungnya pelan.

"Kenapa La?"

"K-Kenapa lo berdua tidur diluar..." lirih Trella sambil menangis.

"Hah?" keduanya memekik kaget.

"Ketiduran.." jawab Judith jujur.

Trella kembali menangis. "Gue ngerasa bersalah liat lo berdua disana.."

Lingua FrancaWhere stories live. Discover now