18. 20th Floor

5.9K 578 100
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nah, La. Ini rumah kita nanti. Kamu mau hias kamar bayi sendiri atau mau minta designer interior aja buat mengerjakan semuanya?"

Trella terdiam. Ini sudah tiga minggu semenjak Ale mengetahui kehamilannya. Segalanya berjalan membingungkan. Ale yang over-protective, dan pernikahan mereka. Trella kemudian mengelus perutnya pelan. "Sama aku aja, Le."

"Okay, besok kita belanja ya."

"Aku besok kerja." Jawab Trella masih terlalu bingung, dan takjub.

Rumah mereka—rumah yang Ale atur untuk mereka—di desain dengan sangat baik. Tidak bisa disebut sederhana tapi tidak bisa disebut mewah seperti rumah orang tua Ale. Seluruh ruangan yang Ale inginkan saat itu sudah tertata lengkap disana. Walaupun kenyataannya banyak ruangan dadakan yang dibuat, rumah ini luar biasa nyaman bagi Trella. Pencahayaannya bagus, dan tidak terlalu besar karena ia takut rumah besar dan berhantu.

"Rumah ini gak ada hantunya kan, Le?"

Ale tersenyum lebar. "Kamu takut hantu?"

"Emang ada yang gak takut hantu?" jawab Trella balik bertanya.

"Aku."

"Really?" tanya Trella tidak percaya.

Ale mengangguk mantap sambil mengecek ruang kerja yang terhubung dengan kamar utama. "Aku takutnya kamu pergi, itu aja."

Trella terdiam mendengar jawaban Ale. "Imagine having Kuntilanak in this house, iya kali kamu gak takut." Lanjut perempuan itu menimpali.

"Kamu yakin mau berharap di rumah ini ada Kuntilanak? I might have an overseas schedule loh, La."

"Aku bisa pulang ke rumah aku."

"Rumah kamu? This is yours. Rumah yang dulu kamu tempati itu rumah Bapak Hardian Moersjid, kan? Setau aku di kantor pemerintahan, itu masih atas nama Papa kamu, atau seenggaknya milik Mama kamu."

Trella menghembuskan napas lelah. "Le, kita itu udah gak satu frekuensi. Capek aku selalu debat hal gak jelas sama kamu. Kita gak usah nikah, ya."

Ale menatap Trella marah. "La, I've agreed about having a small and private wedding, at chapel, with no guest beside family. Acaranya minggu depan dan kamu masih bisa bicara gak jelas?"

"This won't bring a good fortune for Dormir, Le. Kamu mau ngomong apa kalau beritanya dimuat?" tanya Trella sambil duduk di salah satu sofa.

"La, kamu lupa atau aku gak pernah kasih tau? My family, the whole big family is fine. Sangat baik-baik aja dan bahkan sangat senang karena kamu ada disini, dengan anak kita."

"Ini hanya anak aku, Le." Cicit Trella dengan keras kepala.

"Wah hebat dong kamu bisa punya anak tanpa Bapak." Ale tanpa berpikir langsung menjawab perkataan Trella dengan kesal.

Lingua FrancaWhere stories live. Discover now