29. Good Old Vibe

4.5K 514 33
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Ale dan Trella dengan sadar menjalani silent treatment untuk satu sama lain. Tidak ada yang berhasil memberanikan diri untuk membahas permasalahan satu sama lain sampai saat ini. segalanya dijalankan berdasarkan rasa ingin menyayangi calon anak-anaknya yang harus lahir penuh kasih sayang.

Trella tetap pergi menjalani terapi setelah Ale menemukan tempat yang cocok untuknya. Ale pun masih menemani Trella ke setiap tempat yang dibutuhkan untuk kepentingan calon anak-anak mereka. Pergi terapi, ke dokter kandungan, membeli keperluan rumah, atau mengunjungi rumah orangtua satu sama lain seolah tidak ada yang terjadi.

Yang berbeda adalah rumah itu jauh lebih sepi. Ale dan Trella tetap berbicara seperlunya. Kamar bayi-bayi mereka masih begitu berantakan karena baik Ale ataupun Trella tidak punya nyali untuk mengajak satu sama lain untuk mulai menata nya. Perlengkapan bayi mereka tidak ada satupun yang sudah terbeli, kecuali jika ada salah satu temannya atau keluarga mereka yang memberi hadiah. Selebihnya belum ada yang disiapkan.

Semua ini terjadi hampir selama dua bulan ini. Satu minggu lagi usia kandungan Trella akan menginjak delapan bulan, tapi hubungannya dan Ale tidak ada perkembangan sama sekali.

"Wen, sori ya lo jadi nemenin gue terus di rumah." Ucap Trella sambil membawa sekotak toples biskuit menuju ruang TV.

Wendie yang memang memiliki jam kerja tidak pasti itu hanya mendelik kesal. "Ih kan udah gue bilang gak apa-apa, La."

"Lagian lo udah makin kerepotan, gue gak tega ngebiarin lo tengah hari sendirian di rumah." Lanjut Wendie sambil mengambil biskuit dalam toples.

Trella tersenyum mengangguk. "Bosen sih emang. Mana les masak gue juga berhenti."

"Kenapa?" tanya Wendie penasaran.

"Juru masak keluarga Ale yang ngajarin gue itu lagi pulang, katanya dia punya anak lagi hamil besar juga, jadi mau bantuin anaknya."

"Keluarga Ale ngebolehin?"

"Kenapa nggak? Di rumah dia kan ada empat koki. Hilang satu bukan masalah." Jawab Trella santai.

"Oh iya, La!" pekik Wendie tiba-tiba.

"Tadaaa!" lanjut Wendie sambil merogoh kotak dari paper bag yang dibawanya.

"Apaan deh, Wen.." lenguh Trella sambil menerima kotak dari Wendie.

"Buka dong."

Trella mengangguk kecil dan langsung membuka kotak pemberian Wendie. Wajahnya terkaget untuk beberapa detik kemudian rautnya melembut. Trella melirik Wendie dan tersenyum haru. Begitu berterima kasih karena sahabatnya tidak pernah setengah-setengah padanya.

"Do you like it?" tanya Wendie dengan logat Kanada nya.

Trella mengangguk dengan senyum penuh. "I love it. We love it, Wen. Thank you so much."

Lingua FrancaWhere stories live. Discover now