+36. Babies.

7.1K 424 38
                                    

"Selamat pagi, Pak."

"Pagi, Erfan."

"Hari ini saya tidak ada pertemuan penting, ya?"

"Ada, Pak." Ucap Erfan sambil mengikuti Ale ke ruangannya.

"Ada pertemuan dengan Pak Sagara di Bandung jam 5 sore ini."

"Kamu hubungi dia terus minta meetingnya dipercepat ke jam 2 siang."

"Tapi, Pak.."

"Ya?" tanya Ale yang kini sudah sibuk membuka beberapa berkas yang sudah memenuhi meja kerjanya.

"Tidak, Pak." Ucap Erfan. "Saya akan carikan penerbangan jam 12 siang ini."

"Oke. Trella dan si kembar tidak jadi ikut, jadi kamu book untuk saya aja."

"Baik, Pak."

"Satu lagi." Ucap Ale kembali mengalihkan perhatian pada Erfan.

"Langsung book penerbangan untuk saya pulang kembali ke Jakarta jam 6 sore."

"Baik, Pak. Saya akan emailkan kepada Bapak nomor pesanannya segera."

"Oke. Kamu boleh pergi."

Setelah sekretarisnya—Erfan kembali ke mejanya meninggalkan Ale sendiri, pria itu kembali sibuk bersama berkas-berkasnya. Banyak tawaran kerjasama dengan Hotel Dormir dari berbagai lapisan mulai dari orang biasa, selebriti, sampai orang pemerintahan.

Dan hari ini ia pun harus terbang ke Bandung untuk melakukan pertemuan bersama sepupunya—Senna dan juga pamannya—Om Rama terkait kerjasama penting untuk Dormir.

Ale awalnya setuju-setuju saja ketika Senna meminta untuk melaksanakan rapat di Bandung karena ia pikir bisa sekalian berlibur bersama Trella dan kedua anaknya. Tapi ternyata semuanya harus dibatalkan dan Ale pada akhirnya harus bolak-balik ke Bandung hari ini.

"Halo, sayang?"

"Hai, kok udah nelepon lagi?" jawab Trella di sebrang telepon.

Ale terkekeh malu mendengar pertanyaan istrinya. "I don't know... I was thinking what if I cancel my meeting with Senna and Om Rama?"

Trella menghela napas dan Ale bisa membayangkan istrinya itu melipat kedua tangannya di depan dada. "No, Ale."

"You must come. Aku gak apa-apa di sini. Lagian Mama dan Elle juga udah di jalan kok."

"But, still..." lirih Ale sebelum akhrinya menghela napas. "Mama dan Elle rencananya di rumah sampai jam berapa?"

"Sampai kamu pulang, maybe? Papa kan lagi ke Monaco juga sama Kak Ello."

"Beneran gak apa-apa? Nanti aku pulang dulu ya sebelum ke airport."

"Buat apa? Kamu mau bawa koper untuk nginep?"

"Of course no!" jawab Ale tegas. "Aku cuma mau ketemu kalian dulu sebelum pergi."

Trella menghela napas sebelum akhirnya terkekeh pelan. "Nanti Tuan Puteri malah nangis Papanya pergi?"

"Gak akan. Kan dia anak baik."

Trella terkekeh setuju mendengar ucapan Ale. Bagaimanapun putrinya itu menomorsatukan Ale setiap saat. Dan juga mendengarkan apapun ucapan Ale.

"Yaudah kalau gitu kamu kerja dulu deh. Aku juga mau sarapan."

"Baru sarapan?"

"Iya, sayang."

"Astaga... Harusnya tadi kita sarapan bareng aja."

"It's okay. Mumpung Alta tidur dan Alla lagi sibuk main boneka."

Lingua FrancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang