8. Just A Thought

3.9K 535 150
                                    

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"La, gue balik duluan yah." Ucap Catur sambil membereskan barang-barangnya.

"Loh? Ada urusan?" tanya Trella yang sibuk memindahkan kontak lamanya ke HP—HP pemberian dari Ale yang akhirnya hari mau ia gunakan juga.

"Oh.. Gue mau gantian sama Frei." Jawab Catur santai sambil memakai kembali hoodie hitamnya.

"Frei? Freissy?" tanya Trella bingung. "Mau ngapain emang?"

"Biasa.. Gantian jagain si Ale."

Trella yang duduk menyender langsung terduduk tegap. "Emang Ale kenapa?"

"Oh lo gak tau? Ini kan hari ketiga dia di rawat di rumah sakit." Jawab Catur sambil terkekeh.

"Hah?" pekik Trella kaget. "Kok bisa?"

"Ya bisa dong.. Namanya juga orang." Kembali Catur menjawab sambil menyeringai lebar dan menggeleng-gelengkan kepala.

"Udah ya gue cabut. Lo nggak usah sampai sore, semau lo aja La mau sampai jam berapa." Ucap pria tinggi itu sambil menekan gagang pintu bersiap keluar.

"Tur!" panggil Trella tiba-tiba.

"Apa?"

"Gue boleh ikut?" tanya Trella pelan dan pria bertelinga lebar itu langsung mengangguk sambil tetap menahan tawa sedari tadi.

--------------------

Catur menyalakan radionya sambil bersenandung di sepanjang perjalanan. Terlihat enjoy dan senang untuk tingkat seseorang yang akan menemui orang yang sakit sampai di rawat di rumah sakit. Sesekali lengan bertato nya memukul-mukul kemudi dengan pelan mengikuti irama lagu yang diputar di mobilnya.

"Lo mau jenguk Ale kan, La?"

"Hah? Nggak. Gue mau ketemu pacar gue."

"Ohh.. Si bapak dokter kerja di rumah sakit ini emang?" tanya Catur sambil membelokkan mobil jeepnya ke dalam basement rumah sakit.

"Iya."

Nggak. Mana ada. Rumah sakit tempat Iyo kerja ujung ke ujung dari sini.—pikir Trella dalam hati.

Ia hanya ingin memastikan. Setelahnya Trella tidak akan datang lagi. Ia kira, pria itu tidak datang lagi karena menyerah. Ternyata berhari-hari terkapar di ranjang rumah sakit dan Trella tidak tau sama sekali.

Tubuhnya yang dibalut blezer hitam panjang dan juga kemeja berlajan mengikuti kemana tubuh Catur melangkah. Trella tau rumah sakit ini dan segala fasilitasnya tidak usah di ragukan lagi, apalagi yang masuk kesini Ale—yang banyak permintaan, pasti rumah sakit ini tidak akan main-main.

Catur menekan lantai sepuluh rumah sakit, ruangan VVIP yang hanya memiliki tiga kamar dalam satu lantai. "Lo ikut gue? Katanya mau ketemu pacar lo?"

Lingua Francaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن