005.

14.3K 2.4K 346
                                    

do leave your vote and comment <3

do leave your vote and comment <3

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagian 5: Notasi 5 Sore.

"Tahu kan beberapa bulan lagi kita perkajusa?" Terdengar erangan dan gerutuan dari semua MPK-OSIS seangkatan, semuanya sepakat kalau perkajusa atau perkemahan yang mengharuskan mereka kembali menjadi tarzan adalah suatu pengembanan tugas yang berat. Lagi pula, kemana anak pramuka di saat seperti ini? Ah, lupa, pangkalan mereka hanya tinggal nama.

"Ketua acara? Sekbid 3 dong! Katanya bela negara!" Ayuna menyelutuk, membuat Ayuna diam-diam mengulum tawanya.

"Hah? Kok gitu!?" Ketua koordinator sekbid tersebut, Kak Yuda atau Atuy yang memang dikenal petakilan langsung menyahut. "Sekbid 5 dong, katanya hubungan demokrasi dalam masyarakat plural!"

"Gausah sok tinggi ya bahasa lu tutup panci!" Ketua koordinator sekbid 5 yang terkenal sumbu pendek alias sang pujaan hati, Dimas Angkasa langsung menyolot. "Jelas-jelas program kerja lu, yeu! Makanya jangan sok ngesahin GBPKO kalo belum yakin!"

Pemimpin rapat hari ini, ketua OSIS kebanggaan kita bersama alias Tara langsung turun tangan. Merasa suasana memanas seiring terbakarnya sumbu Dimas. "Tenang semua, tenang. Nyebut kalian. Gue nggak mau liat ruang OSIS jadi medan perang." Tara menggeleng-geleng tidak paham. Setahun yang mereka jalani sebagai anggota dan setahun lagi yang mereka jalani sebagai inti besar rupanya cukup membuatnya paham karakter mereka masing-masing.

Ayuna yang saat itu menjadi sekretaris rapat cuman bisa menghela napas datar. Mencoret-coret kertas notulis dengan sketsa kelinci berbagai macam bentuk. Yang gendut ada, yang pendek ada, yang macam gumpalan bulu ada. Kak Dimas mau yang mana? Eh.

"Ketuanya sudah ditentukan, sepakat dan tidak bisa diganggu gugat, Yuda alias Atuy." Tara menunjuk Atuy, menjabatnya dengan dramatis. "Jangan cuci tangan lo ya, terhomat lo bekas jabat tangan gue."

Kalau tidak dihentikan mungkin sudah terjadi baku hantam.

"Udah keren nama gue Yuda dipanggilnya Atuy, percuma Mak gue nyembeleh kambing kemaren."

"Nggak ada yang peduli, next."

"Wakilnya gue sendiri. Jangan terharu, itung-itung proker terakhir ini," ujar Tara sambil menyuruh Atuy duduk kembali. Luar biasa tidak bisa diam. "Jangan keluar dulu monyetnya, Tuy. Ntaran aja di sana biar lo gue lepas ke alam bebas."

Ayuna kembali tertawa. Tidak sengaja, tatapannya bertemu dengan Dimas. Dengan itu juga si gadis langsung menundukkan pandangnya. Pura-pura mencatat jalan rapat. Jelasnya sih, dia cuman berusaha menyembunyikan degup jantungnya yang ribut. Padahal baru ditatap, haduh. Diam-diam Ayuna menyumpahi jantungnya yang tidak bisa diajak berkompromi.

Kalau ditanya, memang Dimas seganteng itu sampai bisa bikin Ayuna deg-degan terus?

"Sekrenya kamu ya Yun?"

SemenjanaWhere stories live. Discover now