026.

4.7K 1K 114
                                    

semangat menjalani harinya, n happy reading~ ♥️









Bagian 26: Jalan Bercabang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagian 26: Jalan Bercabang.


"Abangggg."

Haidar ngegelendot manja di depan pintu, bikin Dimas yang matanya dah merem-melek menghadapkan diri sama buku bank soal jadi terjaga. Ia mencari sumber suara dan menemukan Haidar yang tengah mengucek matanya.

"Haidar?" Dimas menaikkan sebelah alisnya, bertanya. "Ngapain lo? Tidur, pantas nggak tambah tinggi kalau lonya aja begadang mulu."

"Bang." Haidar menarik kaus Dimas. "Temenin aku pipis, Bang."

Dimas melongo, "Lah, ni anak umur berapa si? Perasaan dah lama pubernya."

"Takut."

"Takut sama apa?"

"Takut sama setan."

"Ya udah bacain aja ayat kursi kek shalawat nabi kek."

"Nah itu Bang." Haidar masih bersikeras. "Iman gue kurang kuat, ntar kalau tajwidnya salah atau gue malah salah surah gimana."

Dimas mau tidak mau mengelus dadanya sambil beristigfar. Bingung, perasaan mereka sama-sama ikut pesantren Ramadhan pas masih bocah, kok pertumbuhan Haidar agak-agak melenceng dari jalan yang benar ya? "Udah sana ah, bawa hp kek ntar kalo ada apa-apa telpon Abang aja."

"Nun Gusti Agung Allah kita masih serumah atuh, Bang. Ngapain telponan." Haidar menyahut manja lagi, pupil matanya dibesar-besarkan supaya terlihat imut. Alih-alih, Dimas merasa mau muntah. "Lainan lagi kalau Mbak Yun sama Bang Dimas ... bedewe Mbak Yun nanyain kabar Abang."

Dimas lalu terdiam. "Ayuna nanyain? Kamu balas apa?" Si pacar itu memang suka menanyakan kabar Dimas dari Haidar. Misalnya sudah makan atau belum. Sudah ada istirahat apa belum. Soalnya kalau nanya sama Dimas langsung bakal dibalas 'Iya, sudah, manis.' padahal mah jawaban lengkapnya sudah pernah atau sudah sering. Gimana pengin punya body macam Jaehyun NCT.

"Rahasia. Anterin gue pipis dulu. Buru, Bang, dah di ujung tanduk ini."

Dimas berdecak, udah kehabisan kata-kata. "Ya udah teriak kalau ada apa-apa ntar juga Abang samperin. Udah ah sana jangan cupu jadi laki, malu."

"Lah kalau mulut gue dibekap setan gimana Bang?" Haidar menyahut lagi, ada bakat debat rupanya. Atau dianya aja yang cerewet setengah mati.

Pemuda dengan predikat kelinci itu mendelik. "Lo belum ada gerak selangkah pikirannya dah nyampe situ ya. Udah ah sana ya Allah capek gue jadinya padahal nggak ngapa-ngapain."

"Ya iyalah capek Bang, orang itu buku bank soal udah dipelototin kayak tersangka penyelundupan narkoba." Haidar mencibir. "Udah ah Bang! Temenin!!"

"HAIDAR BASKARA KURANG AJAR." Dimas merasakan celananya yang ditarik dan menampilkan sesuatu yang tidak usah kita sebut berwarna merah benderang. Harga dirinya langsung terkoyak tak bersisa.

SemenjanaWhere stories live. Discover now