DREAM: 2

756 58 1
                                    

⭐⭐⭐⭐DREAM⭐⭐⭐⭐


Flashback

Di sebuah halte tampak dua gadis sedang menunggu bis yang akan datang, mereka sedang tersenyum memandang ponsel mereka, senyuman yang sangat cerah bahkan mengalahkan matahari di pagi ini.

"Nada, lihat ini Rap Moonster bukan?" Mayra menunjukkan ponselnya pada Nada yang menampilkan foto dari leader grup band tersebut.

Nada mengangguk setelah melihat foto itu, Mayra yang sudah mendapat jawaban pun langsung tersenyum begitu lebar hingga lubang yang ada di pipinya semangkin dalam.

"Lesung pipi nya, manis sekali!" ucap Mayra masih dengan senyuman yang mengembang.

"Ih, plastik kok di sukai!" celetus seseorang di samping Mayra.

Dengan sekejap kedua gadis itu langsung menatap orang tadi, tatapan yang di berikan dua gadis itu bak elang yang sudah menargetkan mangsanya.

"Ada apa, toh kenyataannya, plastik di sukai!" ucap orang itu sekali lagi.

"Siapa yang kau sebut plastik?!" ucap Nada dengan penuh penekanan.

Orang itu memutar bola matanya dan berakhir menatap layar ponsel Mayra.

"Orang yang menjadi wallpaper handphone kalian," ucap orang itu dengan santai.

"Apa! Dia tidak oprasi plastik asal kau tau!" kini Mayra yang angkat bicara.

"Kalau dia plastik! Lalu kau apa hah! Kresek hitam yang lecek!" kini Nada benar-benar memakai penekanan di akhir kalimatnya.

"Apa gunanya sih menyukai mereka, udah plastik dan mereka juga gak tau kalu kalian bernafas kan?" ucap orang itu tidak mau kalah.

Oke posisi mereka sudah berdiri semua, bahkan Nada sudah meremas kuat gelas yang berisi minuman dingin yang ada di tangannya agar siap untuk dia siram ke wajah orang itu.

Bis sudah datang, namun mereka belum bergerak dari tempat, sampai akhirnya seseorang mengingatkan mereka bahwa bis akan berangkat.

"Kau tidak tau apa-apa tentang mereka dan kami, jadi diam!" ucap Mayra dan menarik Nada masuk ke dalam bis.

Orang itu mematung di tempat, barusan dia mendapat tatapan yang bahkan belum pernah dia lihat, tatapan yang menyimpan luka, pedih, dendam, kecewa, dan pastinya amarah.

Asal orang itu tau, dua gadis yang berdebat dengannya tadi masih menatap mereka bahkan hingga bis mereka berangkat.

Tapi tidak sampai di situ hujatan dan perlakuan yang di dapat oleh dua gadis itu, bahkan di dalam bis pun mereka masih terluka dengan ucapan ibu-ibu yang ada di sana.

"Ckckck, lihat dua gadis itu, mereka bertengkar dengan seseorang hanya untuk mebela orang korea itu," bisik ibu yang ada di sana.

"Mereka seperti tidak mencintai negara sendiri."

"Tunggu wajah mereka juga bukan wajah orang Indonesia."

Betapa teririsnya hati dua gadis itu mendengar cemoohan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Sesulit inikah hanya sekedar mengidolakan mereka.

Kenapa orang-orang dengan mudahnya menilai orang lain dengan hanya sekali lihat, begitu mudahnya orang-orang memukul sama ratakan hal negatif pada orang lain.

DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang