DREAM: 3

634 52 1
                                    

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐DREAM⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Matahari menyinari bumi dengan terangnya, ini masih pagi namun terik matahari begitu menyengat tapi walaupun begitu semangat dua gadis yang sedang berjalan itu mengalahkan teriknya matahari.

Sampainya di tempat mereka bekerja, dua gadis itu melihat pintu salon tersebut masih tertutup dan beberapa pekerja masih berada di luar.

"eh, mbak Yanti, kenapa salonnya belum buka ya?" tanya Nada pada salah satu pekerja.

"mbak juga gak tau nih, mungkin aja gak buka"

"nambah libur lagi kita, gajinya ikut kepotong gak ya?" sambung salah satu karyawan.

"hus! Jangan doain toh mbak, ya udah kita pulang aja yuk, tapi sebelumnya telpon dulu bu choonhe nya" ucap mbak Yanti.

Nada yang mendengar itu mencoba menelfon Devan untuk mencari kepastian, namun Devan sama sekali tidak menjawab panggilan maupun membalas pesan Nada.

"eh, iya nih kata bu choonhe, liburnya di perpanjang soalnya dia lagi kecapekan" ucap salah satu dari pekerja itu.

"baiklah kalau begitu, mbak!, kami pulang duluan ya?" Mayra pun langsung menarik Nada yang sibuk dengan handphonenya.

Tiba-tiba saja terik matahari semangkin menyengat, atau dua gadis itu baru menyadari bahwa kulit mereka yang bahkan melebihi putihnya Suga hampir terbakar jika terus-terusan terpapar sinar matahari.

Akhirnya mereka mampir ke sebuah kafe yang tidak jauh dari tempat mereka berjalan, hanya sekedar berteduh dan meminum kopi dingin di hari yang panas.

"pagi ini kenapa terasa sangat panas?" ucap Nada dan melepas jaket levis yang dia kenakan.

Mayra hanya mengidikkan bahunya dan mulai sibuk dengan ponsel yang menayangkan vidio idola mereka.

Nada mutar matanya seraya meminum kopi dinginnya, tapi pandangannya teralihkan pada pasangan yang berada si sebrang meja mereka, lebih tepatnya di dekat kaca kafe.

Nada sebenarnya tidak ingin peduli dengan pasangan itu, namun saat sang perempuan menatap Nada dengan senyuman tipis sangat tipis menghiasi wajah perempuan itu, dapat Nada artikan bahwa senyuman itu bermaksud mengejek.

Nada tidak mengerti apa maksud dari perempuan itu, apa maksud dia memberikan senyuman seperti itu tapi Nada terkejut ketika mengingat wajah perempuan itu.

"Rara!" gumam Nada.

Mayra yang sangat jelas mendengar gumaman Nada langsung mengikuti arah pandang gadis di depannya itu yang jatuh di belakangnya.

Mayra juga tersentak saat melihat apa yang menyita perhatian sahabatnya dari tadi.

Tidak, Mayra malah terkejut saat melihat lelaki yang ada di sana, lelaki itu tampak sangat tidak bersemangat namun tetap di paksa bergerak dengan sang gadis.

"Devan?" gumam Mayra pelan, sangat pelan.

Dua gadis itu hanya melihat pergerakan dari sepasang kekasih, ah tidak mereka bukan sepasang kekasih, mereka sepasang mantan kekasih.

Gadis yang bernama Rara itu memaksa laki-laki itu untuk berdiri, menarik manja tangan Devan hingga dia terpaksa berdiri dan menuruti apa yang di inginkan mantan kekasih + mantan sahabatnya itu.

Hahaha 'mantan sahabat' aku baru mendengar hal itu ada.

Sampai akhirnya laki-laki itu terpaksa mengikuti perempuan yang sudah menggelayut manja di lengannya itu untuk pergi dari kafe tersebut.

DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang