BTS

409 32 0
                                    

BEHIND THE SCENES

Ini part yang gak sempat masuk ke dalam cerita, beda sih dengan judulnya tapi Ille mau ngasih judul itu aja. Taulah AUTHOR adalah rajanya, hahahahahaha-ketawa Devil.

Kalian harus baca!.


1) part Mayra ketabrak + ketemu Hejun.

Ckiiit!

Suara decitan ban yang beradu pada aspal yang basah memekakan telinga, sayang sekali mobil tidak berhenti tepat waktu hingga sukses membuat seseorang tertabrak bahkan terbentur dengan aspal.

Sang pembawa mobil pun langsung keluar dari mobilnya, tidak perduli dengan Hujan yang terus-menerus jatuh ke bumi.

Orang itu bernama Hejun, ia tampak begitu cemas dengan kejadian yang menimpanya, dia benar-benar merasa bodoh telah menyetir dalam keadaan mabuk dan melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimum.

Tanpa pikir panjang Hejun mengangkat gadis yang telah mengeluarkan darah dari pelipisnya, Hejun membawa gadis itu menuju mobilnya.

Setelah ia memasuki mobilnya, Hejun tidak langsung menuju rumah sakit melainkan menelpon seseorang.

"tolong aku, aku menabrak seseorang!" ucap Hejun panik.

"apa! Kau gila! Apa dia mati?"

"tidak, dia hanya tidak sadarkan diri, apa aku harus membawanya kerumah sakit?"

"apa kau ingin kena skandal?! Atau kau ingin masuk penjara!?"

"tentu saja tidak! Jadi aku harus bagaimana?!"

"bawa saja dia ke apartemenmu, dia tidak terluka parah kan?"

"tidak, dia hanya terluka di pelipisnya"

"kau pernah kuliah kedokteran bukan? Kau pasti bisa menyembuhkannya tanpa harus ke rumah sakit bukan?"

"aku mendapat nilai C- untuk hal itu!"

"lakukan saja apa yang kau bisa!"

Hejun langsung mematikan sambungan telponnya dan membanting handphonenya pada kursi di sampingnya.

Hejun sekilas melihat ke belakang, ia tidak tega jika meninggalkan gadis itu di sini sendirian dengan keadaan yang tidak sadarkan diri, di mana hati nuraninya jika dia melakukan itu?.

Hejun perlahan merangkak menuju kursi belakang, dia memajukan salah satu kursi depan untuk bisa membersihkan luka gadis itu.

Walaupun ia sangat bodoh saat kuliah dulu tapi ia tidak pernah bolos untuk hal yang seperti ini. Dengan perlahan Hejun membersihkan luka gadis yang ia tabrak, untung ia selalu membawa peralatan medis.

Tidak lama Hejun seelesai dengan luka gadis itu, Hejun menatap gadis itu nanar, ia merasa bersalah sudah membuat gadis berparas cantik nan imut itu tidak berdaya seperti ini.

Tidak terasa wajah Hejun sudah memerah saat menatap gadis yang masih menutup matanya dengan cepat Hejun mengalihkan pandangannya namun ia malah tidak sengaja menangkap sebuah mainan yang keluar dari kantung gadis itu.

Dengan penuh hati-hati Hejun menarik mainan itu dan ternyata itu gantungan untuk handphone gadis itu. Hejun sudah tidak asing lagi dengan mainan maupun case handphone gadis itu.

"kau seorang ARMY?" Hejun tersenyum miris saat melihat layar handphone gadis itu yang retak.

Hejun mengambil selimut yang ia simpan di bawah kursi mobil dan menyelimuti gadis itu. Hejun kembali ke kursi pengemudi lalu melajukan mobilnya menuju apartemennya.

*******

Hejun meletakkan tubuh mungil gadis itu dengan penuh hati-hati di atas kasurnya, tubuh gadis itu sudah tidak basah lagi. Hejun sungguh bingung apa dia harus mengganti baju gadis itu atau tidak.

Hejun menepis semua pikiran kotornya dan mulai melepas kancing kemeja yang gadis itu gunakan namun gagal, ia tidak kuat menahan nafsunya bahkan ia baru melihat leher jenjang gadis itu.

Dengan cepat Hejun menarik penuh selimut hingga menutupi seluruh tubuh gadis itu hanya wajahnya yang terlihat dan setelah itu Hejun pergi meninggalkam gadis itu di kamarnya.

Hejun akan tidur di sofa malam ini, selamat tinggal kasur yang empuk.

*******

Pagi ini Hejun bangun lebih pagi, karena suara berisik dari handphonenya. Manegernya terus-menerus menelponnya dan pagi ini ia akan ke apartemen Hejun.

"di mana orang itu?" ucap maneger Hejun.

"di kamar"

"tidak ada yang mengetahui ini bukan?"

"tidak ada"

"baguslah"

"tolong service handphone gadis itu" Hejun menyerahkan handphone yang sudah retak dan tidak menyala pada manegernya.

"apa! Gadis? Jadi orang itu perempuan?!" teriaknya.

Hejun mengangguk.

"kau gila membawa gadis ke dalam kamarmu, apa kau benar-benar mau namamu buruk, huh!" orang itu benar-benar frustasi menghadapi Hejun.

"bukan kah kau yang mengusulkan itu?!" kini Hejun yang menaikkan suaranya.

Orang itu mengusap wajahnya frustasi dan menatap Hejun tajam.

"sudahlah! Yang penting buat dia tidak membicarakan kejadian ini pada media ataupun menuntutmu!" orang itu menunjuk Hejun dengan penekanan.

"uh! Kau tidak melakukan apapun padanya kan?" sambungnya.

Hejun menggaruk tekuknya dan menggigit bibir bawahnya.

"hampir" gumam Hejun.

Sontak orang yang di depan Hejun berdiri dan menatap tajam Hejun.

"aku mengatakan hampir! Aku tidak melakukan apapun"

Orang itu kembali duduk di tempatnya namun masih dengan wajah yang kesal.

"kenapa kau selalu membuat masalah?" gumam orang itu frustasi.

"aku tidak selalu membuat masalah" bela Hejun.

"tidak buat masalah?! Kejadian ini apa? Lalu minggu lalu kau menolak tawaran main drama! Dan bulan lalu kau putus dengan artis itu!" orang itu mengeluarkan semua masalah yang dilakukan Hejun.

Hejun memalingkan wajahnya "itu bukan salahku, aku hanya ingin menjadi model, aku memutuskan artis itu karena memang dari awal aku tidak menyukainya, kau saja yang memaksaku"

Orang itu hampir saja memukul wajah tampan Hejun namun ia menghetikannya sebab memikirkan sumber uangnya dari wajah itu.

"baiklah aku akan pergi, dan sepertinya gadis itu sedang memasak" orang itu memasukan handphone yang sudah retak itu di sakunya dan pergi.

Hejun yang sadar itu langsung menuju dapur, dia merasa tidak enak sudah membiarkan gadis itu memasak.

Hejun berharap, gadis itu bukan sasaengnya ataupun sasaeng BTS.

------------

Ille up ini karena tadi nazar.
Besok ille up lagi.
Ok

DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang