DREAM 33

257 25 12
                                    

⭐⭐⭐⭐⭐⭐DREAM⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Aeri menatap kesekeliling tempatnya berdiri, ia berada di kamar namun kamar siapa? ia sama sekali tidak mengenal tempat ini.

Aeri tersentak, ia ditarik oleh seseorang hingga jatuh dalam dekapan orang itu.

Aeri mendongak untuk melihat siapa orang yang telah menariknya itu, betapa terkejutnya ia mengetahui jika itu Hoseok.

'ada hubungan apa aku dengan Hoseok?' —batin Aeri.

"o-oppa," ucap Aeri pelan.

'apa ini mimpi? Ya ini mimpi!'

Aeri kembali tersentak saat ia mencoba melepas dekapan Hoseok.

Aeri terjatuh dari kasur empuknya saat mencoba lepas dari mimpinya. Ini aneh, apakah ada mimpi yang seperti itu? Apakah ada seseorang yang sadar jika ia berada di dalam mimpi? Aeri benar-benar bingung, ia memijit pelipisnya yang pusing.

Namun saat Aeri ingin beranjak dari kasurnya, ponsel Aeri berbunyi dan sebuah pesan tertera di layar ponselnya.

From: 02XXXXXXXX82
Hai! Aku akan menepati perkataanku tadi malam, tenang saja, saat matahari tepat di atas kepalamu aku akan berada di ujung matamu.

"apa, apa ini? Matahari tepat di atas kepalaku? Apa maksudnya tengah hari? Dan ia berada di ujung mataku? Maksudnya?" Aeri kembali memijat pelipisnya.

Saat ini Aeri benar-benar pusing, ia melempar ponselnya di atas kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Ia membersihkan tubuhnya, mengganti baju dan bersiap untuk pergi kerja, namun ia lupa untuk membawa ponselnya.

*******

Aeri tampak sibuk berkutat dengan laptop dan beberapa berkas, ia bahkan mengabaikan coklat panasnya yang mulai dingin.

Bahkan Aeri tidak sadar jika tuan Kim telah masuk ke dalam ruangannya. Tuan Kim melangkah mendekati anaknya dan tersenyum.

"serius banget," ucap tuan Kim yang sukses membuat Aeri terkejut.

"appa, kau mengejutkanku, ada apa?" Aeri menatap ayahnya dan tersenyum.

Tuan Kim mengambil map berwarna hijau dan mengeceknya, lalu ia tersenyum, tangannya terulur untuk mengacak rambut anak gadisnya itu.

"ini kemajuan yang sangat pesat, pintarnya anak appa," ucap tuan Kim.

"tapi aku masih perlu banyak belajar, appa, aku masih merasa asing dengan ini semua." Aeri menatap kesekelilingnya, hanya ada tumpukan kertas, map dan laptop yang berisi format yang membosankan.

Walaupun Aeri sama sekali tidak tertarik dengan segala hal yang ada di ruangan itu, namun Aeri berusaha mengerjakan segalanya dengan sepenuh hatinya.

'setiap pekerjaan berharga, hargai mereka karena mereka yang akan menghidupimu' setidaknya kata-kata itu dapat membuat Aeri menghargai pekerjaannya.

Tuan Kim mengacak rambut anaknya dan tersenyum "tentu saja asing, tapi kau melakukannya dengan sangat baik, appa dengan sangat percaya diri mempresentasikan ini pada calon partner appa."

"appa akan pergi rapat sekarang? Tidak makan siang dulu?" ucap Aeri.

Tuan Kim kembali tersenyum "ini rapat yang sangat penting, appa tidak bisa meninggalkannya, kau makan siang dengan Il-sik ya?"

Aeri menggeleng pelan, ia menutup laptopnya dan mulai berdiri. "tidak perlu appa, aku akan makan sendiri," ucap Aeri.

Tuan Kim hanya mengangguk dan keluar dari ruangan itu bersama dengan anaknya.

DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang