DREAM : 4

534 52 0
                                    

Ntah lah, ille mau up aja gitu.
Kecepetan ya?

Hehehe semoga gak bosen deh 😁

⭐⭐⭐⭐⭐⭐DREAM⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Gusar, kesal, kalut dan putus asa, semua itu di rasakan oleh laki-laki itu.

Mengendarai mobil di hari yang hujan dan mata yang terhalang air mata.

Laki-laki itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimum tanpa memikirkan rambu jalan ataupun pengguna jalan yang lain.

Sangat di untungkan jalanan yang laki-laki itu lalui sangat sepi tidak ada orang maupun pengendara yang lain.

Tapi siapa sangka ada seorang perempuan menyebrang jalan secara tiba-tiba atau mungkin laki-laki itu baru menyadari ada seorang perempuan di sana?.

Dengan kecepatan penuh laki-laki itu memindahkan kakinya dari pedal gas menuju pedal rem dan menekannya dengan sekuat tenanga.

Bruk!

Gagal! Usaha laki-laki itu gagal, dia menabrak wanita itu dan bodohnya laki-laki itu lebih memilih kabur dari pada bertanggung jawab.

Pembunuh!

Pembunuh!

"tidak!" Devan berteriak.

Dia baru saja bangun dari mimpi buruknya, mimpi yang tidak pernah muncul lagi sejak tiga tahun lalu kini muncul lagi.

Dengan nafas yang memburu, Devan berusaha meraih gelas yang berada di meja samping kasurnya, meminumnya setelah berhasil di gapai.

Tapi kenapa? Kenapa nafas Devan masih terasa tercekat, Devan mencoba melepaskan sesuatu yang membuat lehernya tercekat namun Devan malah mencekik lehernya sendiri.

Brak!

"Devan! Astaga, sayang hentikan itu" ibu Devan, choonhe langsung menghampiri Devan dengan tergesa-gesa.

Choonhe langsung memeluk Devan, menahan tangannya agar tidak mencekik lehernya sendiri.

Choonhe mencoba meraih sebotol obat yang ada di meja, sangat sulit menggapainya karena tangan dan tubuh Choonhe menahan pergerakan anaknya.

Tapi demi anaknya wanita yang sudah memasuki umur 45 tahun itu tetap mencoba sampai akhirnya dia berhasil.

Choonhe mengeluarkan beberapa butir obat dan langsung memasukan obat itu di mulut sang anak yang sudah terbuka dari tadi. Beruntung Devan menelan obat itu dan tidak memuntahkannya.

Perlahan tubuh Devan mulai melemas, tidak lagi memberontak dan matanya sudah menatap lurus ke langit-langit, menatapnya kosong.

Sang ibu langsung memperbaiki posisi mereka, mencium kening sang anak dengan air mata yang sudah mengalir dari tadi.

"sayang, kamu kenapa lagi?, eomma pikir kau sudah sembuh sayang" Choonhe kembali mengecup kening anaknya, mengelus rambut yang berantakan.

"jangan menangis, eomma ada di sini, semuanya baik-baik saja"

Choonhe mengecup mata sang anak yang dari tadi terus-terusan mengeluarkan air mata dan mengusap setiap air mata yang keluar.

*******

Nada dan Mayra, mereka sedang berjalan-jalan di pusat perbelajaan yang ada di kotanya. Lagi-lagi hari ini mereka libur bekerja.

Mereka sebenarnya tidak berniat untuk berbelanja namun saat melihat baju yang terpajang di salah satu etalase tokoh, mereka mengurungkan niatnya.

DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang