DREAM 35

351 24 2
                                    

⭐⭐⭐⭐⭐⭐DREAM⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Aeri dan Ilsik kini sudah berada di halaman belakang rumah tuan Kim, mereka duduk berdampingan di bawah cahaya bulan yang mulai meredup tertutup awan hitam.

"Aeri, aku benar-benar ingin kau mengetahui ini," ucap Ilsik.

Aeri menatap wajah Ilsik dari samping, Ilsik yang sedang asik menatap cahaya bulan itu akhirnya menatap Aeri dan tersenyum.

"aku sebenarnya tidak mencintaimu dan aku bukan kekasihmu." Ilsik kembali menatap cahaya bulan yang kini benar-benar tertutup oleh awan.

Aeri mengerutkan keningnya dan menatap Ilsik bingung. "apa maksudmu?"

Ilsik kembali menatap Aeri dan tersenyum, ia menggenggam tangan Aeri lembut, ini untuk pertama kalinya bagi mereka saling tatap dan memegang tangan dengan lembut.

"mungkin ini akan sulit di cerna oleh otakmu, tapi ini adalah kenyataan. Aku bukan kelasihmu, aku telah memiliki kekasih sebelumnya dan aku dipaksa oleh ayahku untuk menjadi kekasihmu. Aku saja bingung kenapa tiba-tiba tuan Kim memiliki anak dan itu kau, setahuku tuan Kim tidak memiliki anak..."

"namun saat aku menjemputmu di rumah sakit aku menyadarinya, kau...." Ilsik sengaja menggantung ucapannya dan menatap Aeri lekat, ia takut melukai hati Aeri saat ini walaupun ia tau, ia sering membuatnya sakit hati.

"katakan Ilsik, aku tidak apa, aku ingin tau siapa sebenarnya aku," desak Aeri.

Ilsik memejamkan matanya sebentar dan kembali menatap langit yang semangkin gelap.

"aku rasa kau bukan Kim Aeri." Ilsik kembali memejamkan matanya saat bunyi gemuruh dari langit mengiringi suasana aneh ini.

Ilsik takut Aeri akan sangat terkejut dan terpukul dengan kenyataan ini, apa lagi suasana saat ini sangat mendukung.

Namun saat Ilsik menatap Aeri, gadis itu menunduk dengan deru napas yang sangat teratur, tidak terlihat sedih ataupun terkejut.

"aku sudah menduga itu, aku menemukan beberapa bukti tapi aku belum yakin," ucap Aeri dan menatap Ilsik dalam.

"Ilsik bantu aku menemukan diriku," ucap Aeri dengan sangat memohon.

"tapi bagaimana caranya?"

Aeri menunduk, jujur ia juga tidak tahu bagaimana caranya namun tiba-tiba ia teringat sesuatu.

"Ilsik tunggu di sini sebentar." Aeri bangkit dari duduknya dan berlari masuk ke dalam kamarnya melalui jendela yang terbuka.

Tidak lama kemudian Aeri keluar dari kamarnya dan kembali menuju Ilsik. Gadis itu menyerahkan selembar foto yang baru saja ia temukan tadi siang, foto dua bayi perempuan.

"ini foto bayimu bukan?" Ilsik menunjuk salah satu bayi yang mengenakan baju berwarna pink.

Aeri tersenyum dan mengangguk. "tapi bayi yang ada di foto keluargaku adalah bayi satunya lagi," ucap Aeri.

Ilsik mengerutkan keningnya bingung, Aeri kembali membalikkan foto itu hingga menampakan tulisan.

"Aeri dan Mayra, kau tau belakangan ini banyak yang memanggilku Mayra, ya benar para idol dan gadisnya itu," jelas Aeri.

"jadi maksudmu mereka tau sesuatu?" ucap Ilsik yang masih belum sepenuhnya mengerti.

Aeri mengangguk lemah dan menunduk. "tapi aku telah mengatakan hal yang tidak baik pada mereka, aku mengatakan tidak akan pernah mau menemui mereka lagi."

DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang