Part 19

2.8K 162 7
                                    

Hay...
Adakah yang masih nunggu cerita ini..monmaap banget ni..lama bener up nya karena terus terang setiap mau nulis selalu aja patah,ini juga gak terlalu yakin masih nyambung gak ceritanya..

Aku nunggu reaksi kalian untuk kelanjutan Shena dan Dave..jadi mohon masukannya ya..
Terima kasih

Happy Reading..Awas typo dan maaf karena mungkin terlalu pendek.

🍁🍁🌸

Jarum jam sudah berada di angka 1 dini hari tapi mata Shena tak juga kunjung tertutup ucapan dari Betty membuat fikirannya melayang entah kemana.Berbagai hal hinggap dan tak kunjung pergi dari kepalanya.Rasa penasaran di campur dengan kasihan menjadi satu,lagi-lagi pria bule itu menjadi trending dalam fikirannya.
Berbagai fikiran hinggap di benaknya,semakin otaknya  berfikir keras maka semakin ia dibuat pusing olehnya.
.
.
.
Satu minggu sudah Shena tinggal di kediaman Hilton,dan selama itu juga Shena tak mendengar kabar dari laki-laki bule itu.Ingin rasanya ia bertanya walaupun hanya sekedar tau  kabarnya tapi rasa malu untuk bertanya selalu saja membuatnya mengurungkan niat itu.

Saat ini ia tengah melamun di balkon kamar,dan tadi siang Betty memberi tahunya kalau besok siang ia akan kembali ke negara asalnya Indonesia.Ada perasaan bahagia disana tapi juga ada perasaan sedih,sedih karena ia benar-benar ingin melihat pria bule itu walau cuma sekali saja sebelum ia pergi karena selain ingin melepas rindu,ia juga belum sempat mengucapkan terima kasih kepadanya.

" permisi miss Shena,waktunya sekarang makan siang,maaf saya langsung masuk karena saya sudah mengetuk pintu tapi tidak ada balesan" suara salah satu pelayan di kediaman Hilton,membuyarkan lamunannya.kalau Shena tidak salah ingat namanya Malka,entah bagai mana ia harus mengingat karena memang pelayan disini banyaknya melebihi di kediaman Dave.

"Iya tidak apa-apa,terima kasih Malka,saat ini aku belum lapar tapi nanti aku akan mencari makan sendiri kalau aku ingin.terima kasih ya " ujar Shena

Pelayan yang bernama Malka itu pun tersenyum,selama satu minggu ya mengenal Shena,ia teramat suka dengan perwatakan gadis itu karena menurutnya Shena teramat sangat ramah kepada semua orang yang tinggal disini.

"Baiklah kalau begitu saya pamit dulu,kalau miss butuh sesuatu katakanlah jangan sungkan"ucapnya sebelum ia pergi meninggalkan kamar Shena

"Iya baiklah...oia Malka...er...."

Malka terdiam menunggu apa yang akan hendak dikatakan oleh Shena ia melihat keragu-raguan dalam diri gadis itu.

"Ada apa miss,apa anda membutuhkan sesuatu ?''

"emm....tidak aku hanya ingin bertanya kemana mommy,karena saya belum melihatnya hari ini"ucapnya,sungguh ia merutuk dalam hati dan kesel dengan dirinya sendiri

"oh,nyoya tadi pagi ikut pergi bersama tuan besar,tadi pagi hendak menemui anda,tapi sepertinya miss masih tertidur"

"oh gitu..tapi kenapa mommy ikut ke kantor bukannya disana ada tuan Dave dan orang lain yang akan menggantikan beliau?"tanya Shena mulai penasaran.

"Saya juga tidak tahu miss,tapi saya dengar-dengar kalau tuan Dave sudah satu minggu ini ke Paris mengurus sesuatu disana"jelas Malka

Shena tampak terdiam mendengar penjelasan dari Malka,sekarang akhirnya ia tahu dimana lelaki bule itu berada,dan harapannya untuk bertemu pun mustahil karena keberadaan lelaki itu semakin jauh.

"Apa ada lagi yang bisa saya bantu miss ?''tanya Malka

"ah..tidak.terima kasih Malka"jawab Shena

Mendengar itu Malka pun ahirnya undur diri meninggalkan kamar gadis itu.

********

Sepeninggal Malka,Shena menghempaskan dirinya dikasur dengan posisi terlentang ia menghirup udara dikamar itu,menghembusnya dengan kasar.Matanya terpejam sementara otaknya berfikir keras.bulir-bulir kristal perlahan keluar dari sudut matanya yang terpejam,ia merasakan sakit di dadanya, ingin rasanya ia berteriak sekencang-kencangkan untuk menghilangkan rasa cinta dan rindu yang perlahan semakin membesar dalam hatinya.Tapi seperti ia tidak bisa,ia benar-benar tidak bisa mengelak semua itu.

ShenaWhere stories live. Discover now