My Love 3 "490"

2.5K 289 31
                                    



Paginya saat Kuro terbangun dia tidak bisa bergerak sama sekali karena Tatsumi memeluknya dengan erat.

Dia bahkan bernapas dengan pelan takut membangunkan Tatsumi. Saat Tatsumi melepas pelukannya, segera Kuro bangun dengan buru-buru dia pergi. Tatsumi membuka matanya dan tersenyum kecil. dia sebenarnya sudah sadar daritadi, hanya saja dia merasa lucu dengan Kuro tidak bergerak dalam pelukannya.

Dia jadi menikmatinya.

"Ternyata dia memang imut,"

Gumamnya senang.

Tatsumi sudah siap-siap untuk berangkat kerja, dia bertemu dengan keluarganya di meja makan. Tidak ada sepatah katapun dari mereka. kakaknya juga di sana dengan perban penuh luka tentunya. Dia menatap benci adiknya, Kuro datang pada saat yang tepat. Suasana hati Tatsumi langsung berubah, dia tersenyum kecil pada Kuro.

"Kuro, apa kau sudah makan?"

Tanya Tatsumi saat Kuro menuangkan juice.

Kuro menatapnya dan menggeleng tanda tidak, dia buru-buru karena bangun kesiangan.

"Kau harus makan dulu, demammu sangat tinggi semalam. Dan lagi kau juga belum fit sudah kerja lagi, duduk di sini."

Pesannya memaksa Kuro duduk di samping kursinya yang kosong.

"Pelayan, tolong ambilkan cutleries baru untuk Kuro."

Pesannya pada pelayan yang menunggu di sana. kedua orang tuanya sangat kaget dengan tindakan Tatsumi.

"Apa yang kau perbuat?!"

Marah kakaknya pada akhirnya.

Tatsumi tidak peduli padanya,

"Kau mau makan apa Kuro? Aku ambilkan."

Ucapnya mulai mengambilkan makanan saat alat makannya tiba. Tanpa menunggu respon Kuro dia memberikan sepiring makanan. Kuro menatapnya,

"Makanlah, jangan melihatku."

Ucapnya melanjutkan makan.

"Tatsumi!!"

Pekik kakaknya kesal.

"Orang luar diam saja."

Balasnya. Kakak Tatsumi murka, dia menghancurkan semua makanan di dekatnya.

"Nagano! Apa yang kau lakukan!?"

Marah ibunya akhirnya. Anaknya sudah membuang-buang makanan.

"Mama kau lihat anak tidak tahu diri ini!! beraninya dia mengundang pelayan makan bersama!"

Ibunya juga tidak menyangka Tatsumi akan berlaku demikian.

Tatsumi tidak merasa bersalah dan makan dengan lahap.

"Tenangkan dirimu, biarkan Tatsumi melakukan apa yang dia suka."

"Tapi mama!"

"Nagano! Kita sedang makan, jangan membuat keributan. Cepat makan makananmu."

"Aku tidak sudi makan dengan penipu seperti dia!"

Marahnya dan berjalan pergi.

Kuro hanya diam saja, dia tentu sama sekali tidak selera makan. Tatsumi justru menyuapinya.

"Makan."

Pesannya penuh dengan tekanan. Kuro tidak punya pilihan selain makan, kedua orang tua Tatsumi pergi setelah selesai makan. Sisa keduanya di meja makan..

"Apa yang telah tuan lakukan?"

Tanya Kuro menulis di catatan.

"Mereka juga akan segera pergi,"

"Tapi melakukan hal ini akan membuat hubungan kalian memburuk."

"Biarkan saja, mereka hanya memikirkan diri sendiri. kakek sakit saja mereka tidak datang! Aku membenci mereka!"

Itulah sebabnya Tatsumi jadi tidak menyukai keluarganya sendiri karena mereka yang egois.

Kuro tidak bisa menulis apapun lagi, tuannya ini juga keras kepala.

"Makan, habiskan makanmu. Aku harus segera berangkat,"

Ucapnya meminta Kuro makan, sebentar lagi dia akan bekerja.

Setelah itu, Tatsumi berangkat kerja. Kuro kembali mengurus tamannya yang rusak akibat Kakaknya Tatsumi.

Tapi lagi-lagi penganggu datang, dia menggunting bunga di taman secara sembarang.

Kuro mencoba menahannya. Bunga kesukaan tuannya hancur.

Beberapa kali dorongan keras membuat Kuro tersungkur tapi dia tidak putus asa.

"Dasar penipu! Masih juga berani menampakkan diri!"

"Hentikan!! Hentikan!! Taman tuan!"

Pekiknya menahan kaki Nagano untuk berjalan ke tempat lain.

"Kakek sudah tidak ada! Jadi tidak perlu taman ini! kau itu pelayan! Bukan tukang kebun!"

"Hentikan!!"

Pekik Kuro memohon padanya untuk berhenti, saat Nagano akan menggunting habis bunganya Kuro begitu nekat menggunakan tubuhnya melindungi bunga tersebut dan akhirnya ujung gunting yang tajam menusuk tubuh Kuro. Nagano terdiam karena dia tidak menyangka Kuro begitu nekat dan untung saja lukanya tidaklah dalam tapi tetap saja gunting tajam itu sudah membuat lubang dan darahnya mengalir keluar. Nagano langsung membuang guntingnya,

"Kau gila!?"

Pekik Nagano kaget. Kuro tidak melakukan apapun dan melihat tamannya yang tersisa.

"Apa kau gila!!?"

"Apapun yang kau katakan, aku tidak akan membiarkan taman tuan hancur!"

Balas Kuro.

"Akan kukatakan pada Tatsumi kalau kau penipu! Kau sudah menipunya!"

Ucapnya berjalan pergi. Kuro terduduk di tanah, memang lukanya tidak dalam tapi dia juga merasa sakit.

Sorenya Tatsumi pulang kerja, alangkah kagetnya dia melihat taman kakeknya rusak.

"Apa yang sedang terjadi?!"

Tanyanya pada pelayan yang membersihkan taman.

"Kami tidak tahu, saat kami datang Kuro hanya duduk diam melihat tamannya. Dia tidak mengatakan apapun. Lalu sepertinya dia terluka."

Jawab pelayan tersebut.

Tatsumi segera mencari Kuro dan mendapatinya di kamar. Kepala pelayan baru selesai mengobati luka di punggungnya akibat gunting besar tersebut.

"Kuro!"

Panggil Tatsumi membuat keduanya kaget, Kuro segera memakai pakaiannya tapi dia sudah telat. Tatsumi sudah melihat lukanya, dia mencoba menyembunyikan luka ini pada tuannya.

"Apa yang terjadi?! siapa yang melakukannya?!"

Tanya Tatsumi. Kuro tentu saja diam.

"Apa lukanya serius? Kenapa tidak memanggil dokter?!"

"Kuro tidak mau memanggil dokter, lukanya cukup dalam dan darahnya tidak mau berhenti mengalir."

"Dasar bodoh!"

Marah Tatsumi segera menarik Kuro keluar dari kamar dan masuk ke dalam mobil. Tatsumi melepas jaketnya dan memberikan pada Kuro yang hanya memakai kemeja putih tipis bahkan baju itu mulai dilumuri darahnya.

"Pakai jaketnya!"

Pesan Tatsumi segera melajukan mobil ke rumah sakit terdekat.

Kuro masih terlelap karena obat bius, lukanya dijahit dan dia juga kehilangan banyak darah tapi keadaannya stabil dan tidak ada luka serius lain. Dia diizinkan pulang setelah sadar. Tapi Tatsumi memintanya menginap sehari, itulah mengapa Kuro tidak mau tuannya tahu. Dia selalu melakukan hal yang tidak disukai Kuro.

My Love 3 (Mpreg)Where stories live. Discover now