My Love 3 "586"

2.2K 253 53
                                    



Oda menjaga Nagano seperti yang diminta Tatsumi, kalau dia tidak melakukan apapun dia akan melihat bibir Nagano yang pernah bersentuhan dengan bibirnya dan wajahnya akan memerah lagi.

"Aku melakukannya karena dia sekarat! Bukan aku yang mau!"

Gumamnya mengelak semua pikiran negatifnya.

"Apa yang kau gumamkan?"

Tanya Nagano sudah sadar, Oda menatapnya.

"Apa yang kau lihat? Dimana Yukiya?"

"Yu-yukiya baik-baik saja. Dia sudah pulang bersama Kuro dan Tatsumi."

"Sudah berapa lama aku di sini?"

"Hanya 2 hari saja tuan,"

"2 hari saja? kenapa bicara tidak melihat ke arahku?"

Tanyanya bingung, Nagano sudah baikan karena tidur 2 hari. Sisanya luka akan sembuh perlahan.

"Kenapa dengan lenganmu?"

Tanya Nagano melihat ada perban di lengan mengarah ke bahu.

"Tidak apa-apa."

"Apa karena menyelamatkan kami?"

"Bukan apa-apa."

"Aku membuat luka di tubuhmu bertambah lagi."

Ucap Nagano khawatir. Oda menatapnya, baru kali ini orang khawatir tentang luka di tubuhnya.

"Tidak apa-apa, tidak sakit.."

"Apa yang tidak sakit! Aku dipukul saja sangat sakit!"

Balas Nagano, Oda tersenyum kecil padahal dia jujur walau lukanya tidak sakit tapi Nagano tidak percaya padanya.

"Apa yang kau tertawakan? Luka itu sakit, kau harusnya mengatakan sakit! Bukan tidak sakit!"

"Memang tidak sakit."

"Bohong! Mana ada luka tidak sakit?!"

"Aku berkata jujur,"

"Aku tidak akan percaya kalau luka itu tidak sakit!"

"Ya sudah kalau tidak percaya, aku tidak perlu kepercayaanmu."

Balas Oda, Nagano menatapnya.

"Ngambek?"

"Aku tidak ngambek! Kalau sudah sehat aku pergi!"

Balasnya dan pergi,

"Tunggu,"

Nagano menahannya dan kembali duduk di kasur Nagano.

"Terima kasih sudah menyelamatkan Yukiya."

Ucapnya dengan suara kecil.

"Dan terima kasih sudah menyelamatkanku."

Sambungnya. Oda hanya diam tidak tahu harus melakukan apa, jantungnya berdetak dengan kencang. Ini benar-benar kali pertamanya ada seorang pria seperti Nagano memeluknya erat. Bahkan detak jantung Nagano bisa terdengar olehnya. Apa detak jantung Oda terdengar oleh Nagano? Pikir Oda.

"Ti-tidak perlu berterima kasih, sudah menjadi tugasku."

Tiba-tiba pintu terbuka membuat Oda segera menjauh dari Nagano. Nagano terdiam melihat reaksi Oda,

"Kakak sudah sadar?"

"Baru saja tuan,"

"Kenapa tidak bilang? Kuro khawatir sekali."

"Kau tidak dengar Oda bilang baru saja!"

Balas Nagano pada Tatsumi yang datang menjenguk.

"Dimana Yukiya? Dia baik-baik saja?"

"Untung kakak bersamanya, dia sekarang sudah baik-baik saja. Kuro jadi tidak mau melepaskan Yukiya jadi dia tetap di rumah."

"Jangan keluar kalau tidak ada yang penting, di rumah lebih aman."

"Iya, Kuga juga sudah menjaga ketat rumah dengan bodyguard lain."

"Kuga?"

"Dia hanya takut kejadian ini terulang, dia akan mengawal kita hanya untuk sementara. Oda juga lagi terluka, jadi kami khawatir."

"Maaf tuan,"

"Ini bukan salahmu, kau sudah menyelamatkan keduanya dan terluka. Tentu aku tidak akan membiarkanmu melakukan hal berbahaya lagi."

"Kalau begitu Oda akan bersamaku."

Ucap Nagano. Tatsumi menatap keduanya bergantian.

"Tidak masalah, Oda akan menjaga kakak."

Jawab Tatsumi. Oda pun tidak ada hak untuk menolak tuannya.

Dengan begitu Nagano dan Oda pun jadi bersama.

Saat pulang ke mansion juga Oda bertugas menjaga Nagano untuk melakukan hal yang tidak pelayan lakukan seperti membantunya mandi dan berpakaian karena tangannya yang belum boleh terkena air. Bahu Oda juga begitu tapi dia tidak manja seperti Nagano.

"Aku bisa mandi sendiri."

Ucap Nagano.

"Bagaimana tanganmu?"

"Ini tidak apa, bahumu jangan banyak bergerak."

Pesan Nagano.

"Duduk manis di sini!"

Pesannya dan membiarkan Oda duduk di kasurnya. Dia pun pergi mandi dengan tangannya dimasuki ke dalam plastik anti air.

Memang agak kesulitan tapi masih bisa melakukan gosokan ringan.

"Aww! Sialan orang itu mematahkan jariku,"

Kesalnya karena salah satu jarinya sakit.

"Tuan, baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja!"

Dia pun segera menyelesaikan mandinya dan keluar dengan handuk dipinggang.

"Apa anda ingin keramas?"

"Iya, tapi agak susah dengan tangannya."

"Aku bantu."

"Hm..Baiklah,"

Balasnya dan kembali masuk ke dalam kamar mandi. Dia pun duduk dalam bathtub dan Oda menyiraminya dari atas kepala. Nagano menutup matanya dan Oda mulai memakaikan shampo.

"Oda hati-hati, mataku jadi perih."

"Maaf, dimana perihnya?"

Tanya Oda justru menyirami muka Nagano, untung Nagano bisa menahannya.

Oda pun segera membersihkan wajah Nagano dengan handuk dan Nagano membuka matanya untuk merasakan apakah matanya masih perih tapi justru menatap wajah Oda yang dekat dengannya.

Keduanya bertatapan sejenak sebelum Oda memalingkan wajahnya.

"Su-sudah selesai."

Ucapnya langsung pergi. Nagano hanya tersenyum kecil melihat wajah merona Oda dengan dekat.

My Love 3 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang