AD - I'M SORRY (1.2)

43.5K 2.4K 19
                                    

LILY :

            Aku tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Mate? Makhluk immortal? Alpha? Luna?
           Clara bilang, aku akan mengerti dengan sendirinya. Aku tak seharusnya takut dengan kakak nya yang menakutkan itu. Karena aku adalah mate kakaknya. Aku ditakdirkan untuk menjadi pasangan kakak nya.
           Sebenarnya aku benar benar tak mengerti apa yang terjadi. Aku pulang ke rumah kakek setelah sekian lama, lalu ada Clara, dan kakaknya tiba-tiba muncul di hadapan ku. Mengendap endap masuk ke kamarku.
             Berarti tangan besar yang memelukku dengan erat itu tangannya Daniel, kakak Clara. Pelukannya sangat nyaman bagiku. Tapi tetap saja dia orang yang tak ku kenal. Dan aku tak bisa membiarkan orang asing menyentuhku.
             "Aku bukan orang asing. Aku sudah ada semenjak kamu dilahirkan mate" ucap Daniel. Dia bisa membaca pikiran ku. Dia makhluk yang aneh.
             "Aku werewolf. Aku tidak aneh"
Lagi lagi dia menjawab semua yang aku pikirkan. Aku tak boleh memikirkannya.
             "Kau werewolf ?"
             "Tak percaya? Perlu dibuktikan?"
             Aku menggeleng cepat. Aku tau werewolf itu apa. Aku hanya tak percaya bahwa makhluk immortal itu benar-benar ada di dunia nyata. Kau bisa baca pikiranku kan?
             Daniel mengangguk dan tersenyum.
              Tak lama dokter Lissa datang dengan membawa alat alat medis. Aku lulusan kedokteran. Jadi aku mengerti kegunaan alat alat itu. Sepertinya perban yang membalut lukaku harus diganti.
              Aku yakin rasanya pasti sangat sakit. Aku takut. Daniel memelukku erat kala dokter Lissa mengganti perbannya. Aku tak bisa melihat luka ku sendiri. Aku calon dokter, tapi aku takut juga dengan luka ku sendiri. Apalagi kadang lukanya terasa sangat sakit. Air mata jatuh membasahi pipiku. Aku menutup rapat mataku.
               Anehnya, pelukan pria ini menguatkan ku. Tangannya menghapus air mataku.
              "Tak apa. Perbannya sudah diganti" ucap Daniel. Aku membuka mataku. Dokter Lissa pun sudah pergi. Sontak aku lepaskan pelukannya. Kenapa aku menerima pelukannya.
              "Aku senang bisa memeluk Luna ku. Aku menunggu cukup lama Lily" ucap Daniel.
              "Berapa lama?"
              "Hampir 100 tahun kurang lebih"
              Mataku membulat sempurna. Apa 100 tahun? Dia benar benar sudah tua. Tapi kenapa masih terlihat sangat muda. Apa ini yang dinamakan makhluk immortal. Makhluk yang tak pernah menua.
               "Ku harap kamu menerimaku sebagai pasangan mu Lily. Aku tak bisa hidup tanpamu. Kamu my mate" ucapnya sambil menggenggam tanganku.
               "Jika aku menolak menjadi mate mu?" Daniel langsung membungkam mulutku dengan tangannya. Daniel menggeleng cepat, "Jangan berkata seperti itu. Kau pergi, sama saja membunuhku secara perlahan. Kelemahan ku satu, yaitu kamu, Lily"
               "Maaf. Aku tak mengerti soal werewolf. Mungkin perlahan lahan aku akan mengerti" ucapku.
              "Kamu tak perlu meminta maaf, seharusnya aku yang meminta maaf. Aku masuk ke kamarmu tanpa ijin. Aku lakukan itu karena, aku sangat merindukan mu"
              "Tak usah dibahas lagi. Aku sudah memaafkan mu. Sekarang aku ingin pulang Daniel. Disini terasa sesak" ucapku.
              "Ayo kita pulang. Aku juga tidak suka berlama-lama disini. Dokter itu selalu mencuri pandang kepadamu. Aku tak suka! Lihat saja dia akan mengalami kematian yang menyakitkan. Berani sekali melihatmu diam diam"
              "Kamu cemburu?"tanyaku
              "Tentu! Kau wanitaku"

 Berani sekali melihatmu diam diam"              "Kamu cemburu?"tanyaku              "Tentu! Kau wanitaku"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Alpha Daniel [TERBIT E-BOOK]Where stories live. Discover now