AD - HICCUP (1.2)

37.4K 2K 34
                                    

DANIEL :

          Padahal aku sangat ingin mencium bibirnya yang sangat menggoda, tapi sebelum aku bisa mencium nya Lily malah cegukan. Jujur aku belum pernah sekalipun mencium bibirnya.
          Dulu aku pernah ingin menciumnya, tapi Lily malah menangis dan kabur dari rumah tua itu. Kenapa sangat sulit untuk merasakan bibir gadis ini. Selalu ada saja halangan.
          "Mungkin Lily tak tertarik dengan wajahmu itu. Akhir akhir ini kau terlihat sangat jelek Daniel" ejek Grey.
           "Dia juga takut dengan bentuk serigala mu Grey. Kita impas!"
           "Memang sangat sulit untuk mendapatkan hati Lily"
            Aku putuskan mindlink dengan Grey. Sementara Lily tidak berhenti cegukan. Aku mengacak rambutku kasar. Lily terlihat seperti gadis kecil yang sedang cegukan. Apalagi dengan dress warna merah muda yang dia pakai sekarang.
            "Aku akan panggil dokter Lissa" ucapku. Lily menahan tanganku.
            "Tak usah. Ini hanya cegukan. Tak berbahaya"
            Memang tidak berbahaya, tapi sudah hampir setengah jam dia terus cegukan. Aku khawatir, dia bilang tak usah bilang Clara atau Mom. Dia hanya butuh minum air putih yang banyak.
             Lily sudah banyak minum air putih, tapi masih saja dia cegukan. Hari sudah semakin malam. Lily duduk di atas ranjang sambil mengelus dadanya. Aku ikut duduk disampingnya.
            "Apakah rasanya sakit?" Tanyaku.
           "Werewolf tak pernah cegukan?"
           Aku menggeleng."Hanya manusia yang cegukan"
            "Tidak sakit. Bentar lagi akan sembuh"
            Aku menyuruh Lily untuk tidur dipangkuan ku, awalnya dia menolak, tapi aku memaksa. Akhirnya Lily mau. Aku belai lembut rambutnya. Jendela balkon kamarku terbuka lebar, menerangi kamarku dengan sinar bulan purnama yang sangat terang.
          Cegukan nya sudah hilang, digantikan suara dengkuran halus dari mulut Lily. Dia tertidur.
          "Semoga mimpi indah, Lily" bisik ku.

..➰..

LILY :

          Sinar matahari yang masuk, membuat tidurku terganggu. Pasti hari sudah siang. Aku buka mataku. Aku baru ingat sesuatu. Ini kamar Daniel. Tadi malam aku tidur di pangkuannya.
          Aku buka selimut yang menutupi tubuhku. Ah, bajuku masih lengkap. Aku bernafas lega. Tak lama, aku mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Aku kembali pura pura tidur.
           Aku sedikit mengintip. Ada Daniel yang baru mandi dengan rambutnya yang basah. Apalagi dia hanya memakai handuk yang menutupi bagian tubuh bawahnya. Membiarkan dadanya terbuka. Aku baru tau, kalau dia punya tato. Memang kenapa kalau dia punya tato? Bukan urusanku juga.
           Shit! Daniel berjalan kearah ku. Aku tutup erat erat mataku. Dadaku berdegup kencang. Daniel menarik selimut yang menutupi tubuhku. Daniel naik ke atas ranjang dan ikut tidur disamping ku.
           Saat aku ingin membelakanginya, Daniel menarik pinggangku untuk lebih dekat dengan tubuhnya. Wajahku tenggelam di dadanya. Aroma mint. Aku menghirup nya dalam dalam.
         "Apakah aku wangi?" Tanya nya.
         Aku langsung membuka mataku, dan mendorong tubuh Daniel menjauh. Dia hanya memakai handuk tipis itu dan tidur disamping ku.
          "Aku tau kamu pura pura tidur" ucap nya. Daniel tersenyum menggoda ku, menyentuh pipiku, tapi aku tepis.
           "Aku benar benar tidur tadi" ucapku. Daniel malah menarik handuknya. Hingga tak sengaja aku melihat benda itu. Iya itu, kalian tau kan. Daniel menggodaku!
           "Daniel! Aku akan membunuhmu!!!!" Teriakku keras. Daniel tertawa terbahak-bahak. Aku tutup mataku erat, sambil melemparkan selimut kearahnya.
          "Cepat pakai pakaian mu, jika tidak aku marah kepadamu!"
           "Iya, iya sayang. Aku hanya menggodamu" ucapnya beranjak dari tempat tidur.
            "Nggak lucu!" Ucapku ketus.

            "Nggak lucu!" Ucapku ketus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Alpha Daniel [TERBIT E-BOOK]Where stories live. Discover now