AD - THE GIORGIO FAMILY (1.2)

35.4K 1.8K 61
                                    

LILY :

          Aku masih bermalas malasan diatas ranjang, sementara Daniel sudah terlihat rapi dan wangi. Aku masih marah dengannya, soal kejadian tadi. Dia yang membuka handuk, aku yang merasa malu.
           Aku tarik selimut menutupi seluruh tubuhku. Aku tak ingin melihat Daniel. Membayangkannya saja sudah membuatku muak. Benda itu selalu tergambar di otakku.
           "Sayang, ayo bangun" ucap Daniel mencoba menarik selimut ku. Aku tutupi wajahku dengan bantal.
           "Kamu masih marah?"
            Aku tidak menjawabnya. Daniel menghembuskan nafas. Lalu, tiba tiba Daniel membopong tubuhku. Aku meronta ingin diturunkan, tapi kekuatan Daniel lebih besar daripada diriku, yang hanya seorang manusia lemah.
            "Kamu harus mandi sayang" ucap Daniel membawa ku kedalam kamar mandi. Menaruh ku didalam bathub.
           "Aku tak ingin mandi Daniel! Aku masih mengantuk" ucapku.
           "Ingin mandi sendiri atau aku mandiin?" Ancamnya. Tentu saja aku memilih untuk mandi sendiri.
           "Pergilah! Aku akan mandi!"
           "Benarkah tak ingin ku mandi kan?" Ayolah, Daniel menggodaku lagi. Pipiku memerah sekarang.
           Sebelum aku berteriak, Daniel keluar kamar mandi. Akhir akhir ini, dia sering menggodaku. Setelah itu, aku segera mandi.
           Keluar dari kamar mandi, aku hanya memakai handuk. Sebelum keluar, aku intip, ada Daniel atau tidak dikamar, ternyata dia keluar. Di atas ranjang ada sebuah dress berwarna biru yang sepertinya telah disiapkan untuk ku. Disampingnya ada underwear . Dari mana Daniel tau ukuran underwear ku? Pria itu!!
           Segera aku memakai pakaian, sebelum Daniel masuk kedalam kamar. Rambutku masih basah, ku keringkan dengan hairdryer. Rambut ku pendek, jadi tak perlu waktu lama untuk mengeringkannya.
            Aku pakai lipstik berwarna merah muda tipis. Aneh memang Daniel. Semua kebutuhan ku sudah ada di kamar ini. Pria itu memang penuh kejutan.
            Setelah siap, aku turun kebawah. Mungkin Mom butuh bantuan ku untuk menyiapkan sarapan. Sampai diruang makan, ternyata semua sudah berkumpul. Mereka terlihat menungguku. Ini masih pagi kan? Kenapa semua orang sudah berkumpul?
             Daniel menjemput ku, dan mempersilahkan untukku duduk disampingnya. Semua kini menatap ku.
            "Maaf, sudah lama menunggu" ucapku.
            "Tak apa Lily. Kita juga baru datang" ucap seseorang yang tak kukenal. Aku baru sadar ada orang orang baru disini. Ada seorang gadis yang terlihat anggun dengan gaun elegan, menatapku sinis.
             "Oh iya, perkenalkan kami bertiga dari keluarga Giorgio. Senang bertemu Luna Lily. Nama saya Giorgio, Ini istri saya Rose, dan putri semata wayang saya Anne"
            Aku tersenyum manis. Tuan Giorgio dan nyonya Rose menatapku ramah, tapi tidak dengan putri mereka. Menatapku dengan tatapan merendahkan. Tak pernah terlihat senyuman diwajahnya.
            "Nama saya Lily Darling. Senang bertemu dengan anda tuan Giorgio" ucapku.
            "Jangan panggil Tuan, panggil saja Giorgio dan Istri saya Rose. Kau Luna kami" ucap Giorgio. Oke, aku harus terbiasa dengan sebutan Luna. Dan kenyataan bahwa aku sangat disegani sekarang.
             Wanita bernama Rose itu memberikan ku sebuah hadiah. Entah apa isinya, aku hanya mengucapkan terimakasih. Aku belum pernah diberikan hadiah. Hidupku terlalu menyedihkan memang.
              Kita semua meneruskan sarapan sambil berbincang bincang. Aku tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Aku hanya menunduk, dan menyantap sarapan ku hingga habis.
              Setelah sarapan, aku pamit untuk kembali ke kamar. Tak enak ikut pembicaraan orang orang penting. Awalnya Daniel mencegah ku pergi, tapi aku tetap pergi. Aku juga tak enak terus ditatap tajam oleh putri keluarga Giorgio, Anne.
             Saat aku ingin menaiki tangga, Anne menarik tanganku. Cukup sakit, tapi tak apa.
             "Mau ikut denganku Luna Lily?" Ajaknya. Firasat ku buruk tentang gadis ini.
             "Kemana?" Tanyaku. Anne tidak menjawabnya, malah menggeret tanganku.
             "Berjalan jalan keliling rumah ini. Sambil mengenang kisah cintaku dengan Daniel" ucapnya dengan nada yang begitu sombong. Dengan kau berkata begitu, aku akan cemburu? Tentu tidak.
             Anne duduk di kursi taman. Dia menyuruhku untuk ikut duduk disampingnya. Anne menceritakan semua tentang kisah masa kecilnya dengan Daniel. Aku mendengarnya, tanpa ingin menjawabnya.
             "Apa kau punya kekasih di dunia mu?" Tanya nya.
             "Di dunia ku?"
             "Dunia manusia, maksud ku"
             Aku menggeleng, "Aku belum pernah pacaran" ucapku. Anne terkejut.
             "Are you virgin?"
             Pertanyaan macam apa ini. Tentu saja aku masih virgin. Berciuman saja belum pernah.
             "Ah, yeah. Of course"
             "Di jaman sekarang, jarang ada gadis yang masih virgin seperti mu" ucapannya terlihat dia sudah tidak virgin. Virgin itu adalah satu kehormatan seorang wanita, tak mungkin aku memberikannya secara cuma cuma, atas dasar omong kosong tentang cinta.
              "Maaf kalau aku boleh bertanya, Kau sudah tidak virgin?" Tanyaku penuh hati hati, takut akan melukai hatinya.
              "I'm not virgin"
              Aku terdiam sejenak. Sudah kuduga.
              "Dan kau tau siapa yang mengambil nya?"
               Aku menggeleng, "Daniel Jonathan Storm"

              "Dan kau tau siapa yang mengambil nya?"               Aku menggeleng, "Daniel Jonathan Storm"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Alpha Daniel [TERBIT E-BOOK]Where stories live. Discover now