22. Shareholding

12.1K 1.6K 37
                                    

Dua minggu udah berlalu semenjak Lucas datang dan mengunjungi Perancis. Sekarang dia udah balik lagi ke Hongkong.

Gimana kelanjutannya setelah malam itu di Valensole, Provence? Besoknya kita udah biasa lagi. Lucas ini orangnya sangat dewasa. Dia bisa berpikir dan bertindak dengan bijak dalam situasi apapun. Mungkin karena profesi dia sebagai pengacara mempengaruhi bagaimana cara berpikir dia.

Gue sama Lucas juga masih lanjut kok, gak putus.

Gue dan Nana kembali bekerja kayak biasanya. Nana masih suka ke penthouse untuk ngunjungin gue. Bahkan sampe nginep karena dia udah terlalu males untuk pulang ke apartemennya.

Kabar dengan Jaehyun? Gak tau. Sejak Anna nelfon gue malem itu, gue gak denger lagi kabar tentang dia. Semenjak dia dan Fanya pisah juga kabar mereka pisah itu ada dimana-mana. Tapi gue gak peduli, bukan urusan gue. Iya kan?

Dia juga kayaknya nyerah deh, soalnya dia chat gue gak gue bales. Dia dateng ke kantor gue... guenya either lagi ada rapat atau lagi diluar.

"Anna, kamu libur aja dulu 3 hari ini. Aku mau ke London. Ke mama sama papa, kangen nih."

Gue sama Anna lagi makan siang di kantor. Gue gak ada temen makan siang, jadi gue ajak aja Anna makan sama gue. Dia juga gak ada temen makan siang.

"Wah tumben mba! Padahal Mba Lana kan baru ke London belum lama ini."

"Aku kangen mama sama papa. Tapi mama lagi sibuk banget sama bisnis cupcake-nya. Papa juga lagi sibuk, jadi mereka gak bisa ngunjungin aku kesini."

"Oh gitu ya mba..." Anna hanya mengangguk pelan.
"Berarti Mba Lana ke London cuma 3 hari?"

"Seminggu. Hari ke-4 kamu kesana."

"Ooooh oke mba! Ada yang harus aku siapin dari Perancis gak mba?"

"Nanti aku kasih tau untuk itu." Lalu gue melahap satu sendok makan berisi nasi, ayam, dan sayur dan memasukannya ke dalam mulut.

"Oke mba!" Anna mengacungkan jempol kanannya ke gue.

———————

Kerjaan gue sebernya bisa dibilang agak membosankan, karena gue hanya membaca, baca, baca, baca, dan baca. Tapi bacaan ini menentukan masa depan perusahaan gue. Jadi bacanya harus teliti. Seteliti mungkin.

Tok tok tok

"Masuk aja." Mata gue masih fokus pada huruf-huruf yang tertera di kertas yang lagi gue pegang.

"Mba. Ini ada dari JJH London, nelfon. Saya sambungin ke Mba Lana aja apa gimana?"

Aktivitas gue terhenti sebentar. Gue menoleh ke arah Anna yang lagi berdiri didepan pintu sambil menunggu jawaban dari gue.

"Mau mereka apa?"

"Kerjasama mba, masih sama."

"Bilangin. Aku gak mau kalau kerjasama. Aku maunya beli saham mereka."

"S-saham?" Anna nggak percaya dengan apa yang dia denger barusan. Mungkin dia bakal mikir kalau gue ini udah cukup gila untuk membeli saham di perusahaan yang udah diujung tebing. Karena rata-rata, semua perusahaan besar yang kerjasama dengan JJH London udah memutus hubungan kerja. Yang masih kerjasama juga gak akan perpanjang kontrak. Wajar aja kalau Anna bingung.

"Iya." Gue kembali membaca kertas-kertas yang ada ditangan gue.
"Sama, pokoknya aku mau beli saham mereka sebanyak 55%-60%. Kurang dari itu aku gak mau. Bilangin ke mereka kalau Svetco gak akan kerjasama sama JJH London."

"Oke mba." Anna langsung pergi begitu mendengar perkataan gue barusan.

Tapi dia gak balik lagi ke ruangan gue. Mungkin JJH London gak mau sahamnya gue beli sebanyak itu.

Lacuna: A Blank Space | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now