45. Let Her Go

8.9K 1.1K 65
                                    

— Lucas Point of View —

Setelah selesai berbincang-bincang dengan Om Daniel, ayahnya Lana, beliau permisi untuk ke atas. Katanya mau mandi dan ganti baju. Ya gue persilahkan, masa gue larang sih? Ngaco.

Akhirnya gue memutuskan untuk nonton Netflix aja, gue mau nonton Sherlock Holmes, acara TV kesukaan gue. Gue selalu suka sama cerita-ceritanya Sherlock Holmes, karena ceritanya gak ketebak. Dan bikin mikir juga. Apalagi gue suka persahabatan antara Sherlock Holmes sama Dr. Watson, udah bestfriend banget pokoknya. Kalau sahabatan pada umumnya banyak menghabiskan waktunya nyantai, mereka mecahin masalah banget. Keren gak tuh?

Gue udah hampir mau selesai nonton satu episode, tapi Lana belum balik juga sama Jaehyun. Mungkin banyak banget hal yang mereka omongin. Ya gue cuma bisa sabar aja nungguin mereka balik.

"Lucas." Fokus gue ke layar TV langsung dibuyarkan oleh suara Lana yang lembut. Gue menoleh ke pemilik suaranya dan memberikan dia senyum.

"How it was going?" Tanya gue ke Lana, mengarah pada perbincangan dia sama Jaehyun.

"It went fine."

Gue hanya mengangguk pelan sebelum kembali bertanya,
"Jaehyun mana?"

"Ke dapur." Lana diam untuk beberapa saat. Dari raut mukanya gue bisa liat kalau dia lagi mencoba untuk merangkai kata-kata. Kayaknya ada yang mau dia sampaikan ke gue. Tapi dia masih berusaha memilih kata-kata yang tepat. Akhirnya gue mengalihkan pandangan gue lagi ke TV.
"Cas."

Tuhkan.

"Hmm?" Kata gue. Mata gue masih melekat pada layar TV yang ada didepan gue sekarang.

"Kalau kita break dulu kamu emang gak apa-apa?"

Mendengar pertanyaannya Lana gue langsung noleh ke dia. Gue senyum ke Lana, hanya aja senyum gue pahit. Bukan senyum yang tulus.
"Aku gak apa-apa. Kenapa emangnya?"

"Soalnya... soalnya Jaehyun mau aku keliling dunia sama dia... gak apa-apa kan?"

Perkataan Lana barusan membuat gue memutarkan tubuh gue ke dia. Layar TV yang sedang memutar acara Sherlock Holmes pun gue acuhkan. Karena Lana lebih penting dibandingkan acara TV kesukaan gue. Gue genggam tangan dia dan gue bawa tangannya ke pangkuan gue.

"Gak apa-apa. Go spent some time with him. He needs you more than I do. Bukannya aku gak butuh kamu, but he needs you more."

Entah angin dari mana gue bisa mengucapkan kalimat-kalimat barusan. Emang bener Jaehyun pasti lagi butuh Lana banget. Sama butuhnya gue ke Lana. Tapi gue yakin Jaehyun lebih penting dari gue sekarang.

Walaupun sebenernya gue agak gak rela ngelepasin Lana untuk sementara, tapi gue mencoba untuk berpikir dewasa. Gue gak boleh egois. Lana masih bisa menghabiskan waktu-waktu dia sama gue nanti.

This isn't the end.

Lana yang mendengar ucapan gue langsung memeluk gue erat. Erat banget pelukannya, kayak pelukan perpisahan... padahal kan kita gak akan pisah selamanya. Tapi gue balas pelukan dia dengan pelukan lagi.

Tanpa disadari gue meneteskan air mata. Air mata itu langsung gue hapus cepet-cepet. Gue gak mau Lana liat gue nangis.

Gue menarik tubuh gue kebelakang, yang berarti gue melepaskan pelukan gue dengan Lana. Lalu gue meminta sesuatu yang belum tentu akan gue dapatkan dalam jangka waktu yang dekat ini,

"Can I kiss you for one last time?" Gue bertanya dan meminta disaat yang sama.

Lana hanya mengangguk pelan.

Lacuna: A Blank Space | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now