32. Another One

10.3K 1.4K 88
                                    

"Lana..."

Fanya yang ada dihadapan gue itu bukan Fanya sering gue lihat di majalah atah TV. Penampilannya kali ini bisa dibilang, berantakan?

Matanya sembab kayak habis nangis, rambutnya diiket secara acak, dan terlebih mukanya pucat banget. Fanya juga gak pake make up sama sekali, tapi walaupun dia gak pake make up, dia tetep cantik.

Gue gak menyambutnya dengan ramah, karena gue gak mengharapkan dia bakal ada disini. Sebenernya dia ke penthouse gue tuh mau apa sih?

"Lo ngapain disini?" Tanya gue to the point. Nada berbicara gue datar.

"Gue mau ngomong sama lo." Dari tatapannya, dia berusaha untuk menahan biar air mata yang di tahan-tahan gak keluar dari tempatnya bersembunyi.

Walaupun gue gak suka sama Fanya, ya karena dia adalah perempuan satu-satunya yang pernah menjadi milik Jaehyun. Padahal dulu gue berharapnya kalau gue yang menjadi milik Jaehyun satu-satunya, egois emang. Gue sadar kok. Ya walaupun gue kurang suka sama dia, tetep gue suruh masuk.

"Masuk aja dulu, lo ngomongnya bisa didalem." Kata gue dengan nada yang datar. Gue mundur selangkah dari pintu biar Fanya bisa lewat dan ya dia langsung masuk.

"Cas." Panggil gue ke Lucas yang masih asik nonton Anne with an E. Gue berjalan menuju ruang tengah diikuti dengan Fanya dibelakang gue.

"Udah dateng makanannya?" Tanyanya tanpa melihat gue. Jadi sofa yang lagi didudukinya itu membelakangi pintu masuk, jadi gak keliatan siapa yang dateng kalau lo lagi duduk di sofa.

"Bukan makanan, tapi temen SMA aku dateng." Mendengar ucapan gue dia langsung menoleh kebelakang.

Temen. Ha temen okelah. Masa gue mau bilang "mantannya Jaehyun dateng nih" yakali :)

"Fanya, kenalin dulu. Ini Lucas, pacar gue." Gue memperkenalnya Fanya ke Lucas. Semoga gak direbut please. Gue gak mau pacar gue direbut.

"Lucas, ini Fanya."

Lucas langsung menatap gue, memberi kode dengan matanya. Apa ini Fanya yang pernah menjadi pacarnya Jaehyun? Gue membalas tatapan dia dengan anggukan kecil.

Lucas menghampiri gue dan Fanya yang lagi berdiri. Lalu mereka berjabatan, walaupun waktu jabatan tangan kayak yang awkward. Lucas senyum ke Fanya, tapi gak seramah kalau dia ketemu orang baru. Begitupun dengan Fanya, Fanya hanya tersenyum kecil.

"Cas aku mau ngobrol dulu sama Fanya. Kamu kemana dulu gitu, keatas atau ke balkon. Yaaa?"

"Kenapa?"

"Just because."

"Kalau aku disini emangnya kenapa?" Tanyanya. Gue tau kalau Lucas itu khawatir sesuatu akan terjadi.

"Jangan do–" sebelum gue bisa menyelesaikan kalimat gue, udah Fanya potong duluan.

"Gak apa-apa kalau pacar lo mau disini, Svetlana."

Oh yaudah, dia juga gak apa-apa kalau Lucas gabung.

Gue mempersilahkan Fanya duduk, diikuti dengan gue lalu Lucas.

Untuk beberapa saat kita saling diam. Gak ada yang membuka percakapan duluan. Kalau pun gue mau, gue gak begitu tertarik memulai percakapan dengan Fanya.

"Lana..." akhirnya Fanya membuka percakapan. Tapi waktu dia manggil, tatapan matanya gak ke gue. Tapi ke cincin yang ada di jari manisnya, sambil dimainkannya cincin itu.

"Kenapa?"

Fanya mengambil nafas panjang dan membuangnya perlahan. Kayak dia mau memberitahu gue sesuatu yang sangat penting, sampe dia narik nafas panjang gitu. Gue gak pernah ngeliat Fanya dalam keadaan kayak gini sebelumnya. Jadi tentu mengejutkan untuk gue.

Lacuna: A Blank Space | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now